Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali diterpa pelemahan. Kali ini, dalam sehari IHSG longsor sebesar 0,95% atau turun 65,86 poin ke angka 6.855,62 pada Selasa (11/6).
Torehan IHSG kali ini menjadi yang terendah sepanjang tahun 2024. Bersamaan dengan itu, adanya pelemahan pada nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta penantian akan hasil Federal Open Market Committee (FOMC) oleh the Fed menjadi penekan pasar tanah air.
Di samping itu, dalam sehari pasar saham menunjukkan net sell atau jual bersih sebesar Rp 1,17 triliun. Sedangkan, sepanjang tahun 2024 outflow sebesar Rp 8,87 triliun.
Selain BREN, adapun saham-saham yang dijual di antaranya saham perbankan seperti BBRI dengan net sell sebesar Rp 273,9 miliar, BBCA dengan net sell sebesar Rp 239,6 miliar, dan BBNI dengan torehan net sell sebesar Rp156,6 miliar.
Di luar itu, saham ASII, TLKM, dan UNTR juga mencatatkan net sell masing-masing sebesar Rp 110,5 miliar, Rp 103,5 miliar, dan Rp 95,8 miliar.
Baca Juga: IHSG Turun 0,95% ke 6.855 Selasa (11/6), SMGR, GOTO, BRPT Top Losers LQ45
Melansir RTI, dalam sehari frekuensi perdagangan saham sebanyak 939,89 ribu kali transaksi. Adapun total saham berpindah tangan mencapai 17,23 miliar saham dengan nilai total transaksi sekitar Rp 9,3 triliun.
Kemudian, sebanyak 366 saham melemah, 215 saham stagnan dan 198 saham menguat saat penutupan perdagangan Selasa (11/6).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pelemahan IHSG dipimpin oleh sektor perindustrian dan keuangan dengan masing-masing terjadi penurunan sebesar 2,45% dan 1,08%. Adapun sentimen yang mempengaruhinya berasal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan penantian investor keputusan dari pertemuan FOMC pada Kamis dini hari.
Kemudian, adanya tren outflow pada pasar, menurut Herditya, diakibatkan oleh perkiraan akan keputusan the Fed yang akan tetap mempertahankan suku bunganya.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.909,7 di Sesi Pertama, GOTO, TLKM, ASII Jadi Top Losers LQ45
Pada perdagangan selanjutnya, dirinya melihat akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar Rupiah, perilisan data inflasi China dan AS, serta pertemuan FOMC.
“Kami perkirakan IHSG rawan koreksi dengan support 6.830 dan resistance 6.932,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, pergerakan IHSG cenderung fluktuatif dan melemah. Menurutnya, adanya penurunan pada data penjualan ritel Indonesia menjadi sentimen negatif bagi pasar.
Dari eksternal, dirinya melihat, pelaku pasar akan menantikan dan mengantisipasi perilisan data US consumer price index yang diprediksi akan melambat atau stagnan berkisar di level 3,4% secara tahunan atau Year on Year (YoY). Selain itu, pelaku pasar juga menantikan Junes’s dot plot.
Berdasarkan Summary of Economic Projections the Fed akan tetap mempertahankan suku bunga acuan. “The Fed dapat menambah proyeksi jangkauan, proyeksi tendensi sentral, dan juga proyeksi median, terkhusus proyeksi penggalangan dan the Fed,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6)
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.906,5 di Pagi Ini (11/6), MTEL, GOTO, TLKM Jadi Top Losers LQ45
Menurut Nafan, adanya polemik kebijakan full periodic call auction (FCA) berkaitan erat dengan penerapan special notation kepada saham-saham termasuk yang memiliki market besar di bursa saham. Saham BREN yang sempat menggeser saham BBCA dan menjadi pemimpin pasar, saat ini terjun bebas sehingga mempengaruhi likuiditas pasar.
Dengan banyak aksi jual oleh para investor, investor dinilai beralih kepada instrumen obligasi. Hal ini berdasarkan outstanding bonds asing maupun domestik mengalami peningkatan.
Selain itu, Investor juga memilih emas sebagai instrumen save haven di tengah ketidakpastian. Inflasi AS yang diproyeksikan akan melandai menyebabkan harga emas terapresiasi.
“Investor switching ke bonds, hemat saya, Emas juga sudah mengalami bullish,” terang Nafan.
Baca Juga: Sepi Katalis Positif, RNTH di Bursa Saham Makin Minim
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat, Indeks LQ45 bergerak melemah dalam sehari. Saham–saham yang mendominasi penguatan antara lain ESSA, MBMA, INTP, BRIS, dan ANTM. Sebaliknya, saham SMGR, GOTO, BRPT, TLKM, dan ASII mendominasi penurunan.
Kemudian saham yang mengalami penguatan terbesar di antaranya PPRI, ANDI, PEVE, WMUU, dan AKKU. Sedangkan, saham-saham yang mengalami penurunan terbesar di antaranya SBAT, TAXI, TOPS, TELE, dan CAMP.
Menurutnya, the Fed belum akan mengubah tingkat suku bunganya. Namun, Fed Plot akan mencuri perhatian karena akan memberikan arah selanjutnya akan kepastian pemangkasan tingkat suku bunganya.
Dalam proyeksinya, the Fed masih akan menyimpan pemangkasan tingkat suku bunga sebanyak sekali antara bulan September atau Desember. “Sejauh ini secara probabilitas Desember berpeluang lebih besar dengan tingkat probabilitas 69,3%,” kata Maximilianus kepada Kontan, Selasa (11/6).
Herditya menjagokan saham TINS dengan target harga Rp 885 – Rp 930, ACES berkisar di level Rp 885 – Rp 915, dan RGAS di harga Rp 105 – Rp 113.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News