Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Senada, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, melemahnya saham-saham properti mengindikasikan adanya aksi ambil untung atau profit taking.
Dia mencontohkan saham APLN yang target harganya berada di Rp 156, yang kebetulan per penutupan hari ini harga saham APLN ditutup di harga Rp 156 atau sudah berhasil tertembus.
“Jika sudah terkoreksi berarti itu sudah ada aksi profit taking. Kebetulan juga sudah mengalami jenuh beli (overbought),” terang Nafan.
Sebelumnya, Nafan bilang, penguatan pada saham-saham properti terjadi setelah Bank Indonesia pangkas suku bunga acuan alias BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) 0,25 basis points (bps) menjadi 3,75%.
Baca Juga: Incar marketing sales Rp 1 triliun, Intiland Development (DILD) fokus ke rumah tapak
Selain itu, menguatnya sejumlah saham emiten properti akhir-akhir ini juga terdorong oleh sejumlah sentimen, mulai dari kinerja pendapatan pra penjualan (marketing sales) yang mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan hingga penerapan Peraturan Pemerintah (PP) tenteng Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (PP Tapera) awal tahun depan.
Selain itu, beberapa emiten terus meningkatkan akuisisi land bank-nya serta pendapatan berulang (recurring income) yang mulai stabil.
Selanjutnya: Konsumen kembali ajukan PKPU, ini penjelasan Sentul City (BKSL)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News