Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih tertekan. Meski begitu analis menilai potensi window dressing masih terbuka.
Hingga akhir sesi pertama, Senin (19/12), IHSG ditutup koreksi 0,37% ke posisi 6.786,99. Padahal IHSG sempat mantul ke zona hijau menuju level 6.827,81.
Chief Economist TanamDuit Ferry Latuhihin mengatakan, indeks komposit ini masih dalam tekanan, tapi IHSG masih dalam fase uptrend sehingga windows dressing masih bisa dikejar.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.786,9 di Akhir Sesi Pertama Hari Ini, Sektor Teknologi Ambles
"Indeks di 6.800 layak banget untuk dibeli banget, tapi dengan tujuan buy and hold. Setidaknya dalam jangka satu tahun," jelas Ferry dalam paparan Market Outlook, Senin (19/12).
Kalau melihat outlook di 2023, lanjutnya, ekonomi Indonesia masih bisa bertumbuh di atas 5%. Apalagi ada kemungkinan China kembali membuka pintu sehingga ekonomi global kembali bertenaga.
Untuk setahun penuh ini, Ferry memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5,1% atau 5,2%. Adapun hingga kuartal III-2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,72%.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Beli dari Bahana Sekuritas untuk Senin (19/12)
Menurutnya tekanan pada bursa saham ini lebih kepada aksi profit taking, bukan investor yang benar-benar melego kepemilikan sahamnya. Ferry memproyeksikan IHSG bisa berada di 7.000 sampai 7.100.
"Saya tetap rekomendasikan ini waktunya untuk beli. Berdasarkan komposisi indeks sepantasnya sudah berada di 7.300 sehingga indeks sedang terdiskon," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News