Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif dalam jangka pendek. Beberapa sentimen negatif masih akan menghantui IHSG terutama ketika memasuki Kuartal III mendatang.
Menghadapi kondisi IHSG yang fluktuatif, analis menyarankan untuk tetap berhati-hati dan memperbesar dana kas. Andrew Argado, Kepala Riset Recapital Securities mengatakan, tidak semua saham yang sudah terdiskon layak untuk diakumulasi beli.
Andrew mengatakan, jika ingin trading, sebaiknya mengambil posisi hit and run atau tidak menahan saham terlalu lama. "Manfaatkan momentum dengan trading, namun jangan di-hold terlalu lama. Beli, kalau sudah untung sedikit, langsung lepas," ujarnya.
Sementara pilihan saham bisa dijatuhkan pada saham-saham penggerak IHSG atau saham big cap. Menurutnya, akumulasi buy sebaiknya dilakukan apabila kondisi pasar IHSG sudah lebih stabil. Trading saham juga sebaiknya menggunakan dana kas yang sudah siap, bukan dari utang.
"Jadi di kondisi saat ini harus lebih disiplin dalam trading dan jangan dulu pakai transaksi marjin," jelasnya.
Praktisi dan Pengamat Pasar Modal, Ellen May juga mengatakan, dari total portofolio, sebaiknya hanya 30% dana yang dipakai untuk trading saham. Sementara sisanya, investor sebaiknya menyimpan dana kas. Dana kas ini diperlukan apabila IHSG mencapai level yang lebih rendah sehingga bisa berbelanja lebih agresif.
Sementara untuk jangka panjang, investor bisa mulai mencicil untuk membeli saham-saham yang sudah terdiskon besar seperti SMGR. "Momentumnya sebenarnya sangat bagus untuk trading," ujarnya.
Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman mengatakan, volatilitas pergerakan indeks lebih didominasi oleh persepsi pelaku pasar karena kondisi ekonomi global termasuk juga adanya perang mata uang antarnegara.
Namun, bagi Norico kondisi ekonomi Indonesia dan pasar modal belum menunjukkan sinyal resesi. Ia justru yakin, IHSG di akhir tahun masih bisa ditutup di level 5.000. Saham-saham yang menjadi unggulan adalah saham perbankan, infrastruktur dan sektor konsumsi seperti BMRI, BBRI, BBCA, BBNI, BBTN, WIKA, WSKT, PTPP, ADHI, JSMR, PGAS, UNVR, INDF, dan ICBP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News