kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG diramal akan diwarnai aksi profit taking


Selasa, 09 Februari 2016 / 08:50 WIB
IHSG diramal akan diwarnai aksi profit taking


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan terkoreksi hari ini. Analis menilai, akan ada aksi ambil untung pada IHSG setelah menguat cukup tajam pada akhir pekan lalu.

David Nathanael, analis First Asia Capital mengatakan, pergerakan IHSG hari ini akan cenderung konsolidasi. Penguatan lanjutan IHSG akan dibayangi aksi ambil untung jangka pendek terutama terhadap sejumlah saham sektoral yang sudah memasuki area overbought.

Perkiraannnya, IHSG akan bergerak di kisaran support 4750- 4.710 dan resistance 4.810-4.850.

Pada akhir pekan lalu, IHSG reli dengan merespon angka pertumbuhan ekonomi 4Q15 Indonesia yang mencapai 5,01% (yoy) melonjak dibandingkan pertumbuhan ekonomi 3Q15 yang hanya 4,73% (yoy).

"Aksi beli terutama melanda saham-saham yang sensitif interest-rate seperti perbankan." Kata David dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (9/2).

IHSG ditutup menguat tajam 2,85% atau 133,129 poin di 4798,946. Ini merupakan posisi penutupan tertinggi sejak perdagangan 7 Agustus 2015. Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp 7,75 triliun, tertinggi sejak perdagangan 30 November 2015 lalu.

David bilang, pemodal asing terlihat kembali memburu saham-saham sektoral unggulan. Hal ini tercermin dari pembelian bersih asing yang mencapai Rp 2,3 triliun akhir pekan lalu.

Selama sepekan IHSG berhasil menguat hingga 4% melanjutkan penguatan pekan sebelumnya 3,5%. Seiring dengan penguatan IHSG, nilai tukar rupiah atas dollar AS juga menguat 1,4% sepekan kemarin di Rp 13.653.

Sementara pasar saham global tadi malam kembali ditandai dengan koreksi di Wall Street dan kawasan zona Euro dan koreksi kembali harga minyak mentah hingga 3,9% di US$ 29,69/barel.

David melihat, sentimen positif dari eksternal yang akan mempengaruhi pasar adalah rendahnya kekhawatiran kenaikan tingkat bunga FFR setelah data ekonomi AS yang keluar kurang menggembirakan. Ini memicu pelemahan dolar AS atas sejumlah mata uang emerging market.

Menurutnya, kebijakan stimulus lanjutan yang diambil sejumlah bank sentral utama dunia juga turut memicu masuknya kembali aliran dana asing ke pasar emerging market.

Sementara dari domestik, pasar kembali optimis terhadap prospek perekonomian Indonesia tahun ini yang diperkirakan bisa tumbuh di kisaran 5% hingga 5,3% melihat tren pertumbuhan ekonomi kuartalan yang meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×