Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup bertenaga dalam perdagangan hari ini. IHSG melesat hingga 1,93% menuju level 4.941,006 pada perdagangan Rabu (3/6) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Investor asing mencatat pembelian bersih atau net buy sebesar Rp 1,51 triliun di seluruh pasar. Dalam seminggu terakhir, asing melakukan pembelian bersih dengan total Rp 2,62 triliun.
Total volume transaksi pada hari ini mencapai 11,32 miliar dengan nilai transaksi menembus Rp 12,87 triliun. Ada sejumlah 258 saham mengalami penguatan, 150 saham melemah, dan 156 saham stagnan.
Baca Juga: IHSG melesat 1,93%, naik enam hari berturut-turut ke 4.941 pada Rabu (3/6)
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, sentimen penggerak IHSG masih terfokus pada pembukaan ekonomi. Menurutnya, katalis ini juga akan mewarnai pergerakan IHSG pada pekan ini serta pekan depan.
Adapun sentimen negatif seperti tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, hingga aksi unjuk rasa di AS masih tidak direspons oleh pasar dan pelaku pasar masih euforia atas berjalan kembalinya ekonomi.
"Harapan masuknya kembali dana asing ke pasar modal Indonesia sangat besar, terlihat sejak awal minggu dana asing yang masuk semakin besar," kata Hendriko kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6).
Hendriko memprediksi IHSG berpotensi menguji level 5.000 yang merupakan resistance psikologis pada perdagangan Kamis (4/6).
Baca Juga: IHSG naik 1,93%, 10 saham ini diborong investor asing pada perdagangan Rabu (3/6)
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan IHSG bisa terkoreksi ke kisaran pivot level 4.880-4.900 pada perdagangan Kamis (4/6). Ia melanjutkan, koreksi tersebut sejalan dengan potensi profit taking, terutama di sektor manufaktur.
Secara teknikal, potensi profit taking didukung oleh indikasi overbought pada indikator stochastic. "Oleh sebab itu, waspadai resistance level 5.000 yang juga merupakan level psikologis IHSG. Pertimbangan profit taking apabila penguatan IHSG mulai tertahan di level tersebut," ungkap Valdy dalam riset hari ini.
Di sisi lain, kecenderungan penguatan rupiah juga berpeluang membatasi pelemahan IHSG pada perdagangan besok. Selain faktor-faktor eksternal, penguatan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh sejumlah sentimen domestik, antara lain inflasi yang rendah dan stabil serta proyeksi kenaikan cadangan devisa di Mei 2020.
Baca Juga: Survei Danareksa Research Institute: Keyakinan konsumen kembali turun pada Mei 2020
Makanya, Valdy menyarankan pelaku pasar sebaiknya jangan terlalu agresif dalam melakukan akumulasi beli, terutama pada saham-saham yang telah menguat signifikan dalam beberapa hari terakhir. Meski demikian, Valdy merekomendasikan pelaku pasar untuk dapat melakukan trading buy pada saham-saham HMSP, ICBP, TLKM, GGRM, dan UNVR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News