Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin Jumat (21/1). IHSG menguat 1,50% atau 99,50 poin ke level 6.726,37.
Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor-sektor di bursa kompak mencetak kenaikan pada perdagangan di akhir pekan lalu. Penguatan paling signifikan dicatatkan oleh sektor barang baku yang naik 1,96%. Setelahnya ada sektor teknologi yang menghijau 1,92%. Adapun sektor keuangan dan teknologi kompak mencetak kenaikan hingga 1,41%.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mencermati, penguatan IHSG terjadi di tengah pelemahan bursa saham Amerika yang diperberat oleh kenaikan data pengangguran. Di sisi lain, meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri juga membayangi.
Baca Juga: LQ45 Kalah Tipis dari IDX30, Berikut Saham-Saham yang Jadi Pemberat
Dennies memperkirakan, sentimen pandemi Covid-19 masih akan menjadi perhatian pelaku pasar pada perdagangan hari Senin (24/1). Mengingat di dalam negeri kenaikannya sudah mencapai 2.000 kasus per hari. Walau sentimen pandemi membayangi, Dennies memperkirakan pergerakan IHSG masih akan menguat pada perdagangan Senin (24/1). IHSG memiliki level support di 6.646 hingga 6.567 dan level resistance di 6.765 hingga 6.805.
"Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low disertai indikator stochastic yang membentuk goldencross mengindikasikan masih ada potensi penguatan," ungkap Dennies dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Jumat (21/1). Perlu dicermati juga, pergerakan hampir mencapai level resistance.
Senada, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan IHSG melanjutkan penguatan ke kisaran 6.750 hingga 6.770 di awal pekan, Senin (24/1). Ini memungkinkan setelah IHSG mencatatkan resistance breakout di 6.720 pada perdagangan Jumat (21/1).
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Jelang Rapat The Fed
"Aksi beli selektif pada saham-saham big cap diperkirakan berlanjut dan kembali menjadi penggerak di awal pekan," jelasnya dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Jumat (21/1).
Oleh karenanya, investor bisa memperhatikan potensi penguatan lanjutan pada saham ARTO, BBCA, BMRI, CPIN, UNTR, dan TLKM. Pelaku pasar juga dapat memperhatikan potensi rebound lanjutan pada ANTM, MDKA, UNVR, INDF, dan BBRI.
Katalis positif yang mengerek berasal dari keputusan Kementerian ESDM untuk mencabut larangan ekspor batubara terhadap 139 perusahaan yang telah memenuhi kewajiban domestic market obligation (DMO). Keputusan ini dinilai dapat berdampak positif pada surplus Neraca Perdagangan Indonesia di Januari yang berdampak baik bagi stabilitas nilai tukar Rupiah dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi di atas 5% yoy di 2022.
Masih terkait hal tersebut, ANTM melaporkan pertumbuhan penjualan bijih nikel (unaudited) sebesar 132% yoy menjadi 764 wet metric ton di 2021. "Data tersebut meningkatkan keyakinan commodities supercycle masih berlanjut di 2022 yang relatif berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," tutupnya.
Baca Juga: Jumat Menguat, Begini Proyeksi Pergerakan IHSG Pekan Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News