kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG diproyeksi bullish, simak saham-saham pilihan Sinarmas Sekuritas di 2021


Selasa, 05 Januari 2021 / 00:20 WIB
IHSG diproyeksi bullish, simak saham-saham pilihan Sinarmas Sekuritas di 2021


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tahun 2021 dinilai menjadi tahun pemulihan setelah tahun 2020 perekonomian dan pasar modal tanah air pontang-panting dilanda pandemic Covid-19.

Tim equity research Sinarmas Sekuritas menyebut, tahun ini akan menjadi  era pemulihan seiring banyaknya indikator yang menandakan adanya kelanjutan pemulihan perdagangan global dan aktivitas industri pascapandemi.

Selain itu, adanya risiko yang lebih rendah seiring melemahnya  nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS), era suku bunga yang rendah, serta harga komoditas global yang lebih tinggi akan mendukung pasar Negara berkembang atau emerging markets (EMs) serta saham pilihan berbasis siklikal (cyclical) dan berbasis nilai (value).

Dari perspektif domestik, Sinarmas Sekuritas melihat pemulihan pendapatan yang cukup signifikan serta adanya gambaran makroekonomi yang lebih cerah untuk Indonesia.

Baca Juga: Asing banyak melego saham-saham ini di tengah kenaikan IHSG 1% di sesi I Senin (4/1)

“Ini didukung oleh berlanjutnya stimulus fiskal dan moneter dari pemerintah dan Bank Indonesia,” tulis Tim Riset Sinarmas Sekuritas dalam riset yang bertajuk Market Outlook 2021, Selasa (29/12).

Terakhir, adanya reformasi struktural utama melalui Omnibus Law akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Setidaknya terdapat 11 saham pilihan Sinarmas Sekuritas untuk menghadapi tahun 2021, yakni :

  1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), beli dengan target harga Rp 5.100
  2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) beli dengan target harga Rp 8.175
  3. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), beli dengan target harga Rp  14.900
  4. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) beli dengan target harga Rp 4.250
  5. PT XL Axiata Tbk (EXCL) beli dengan target harga Rp 3.280
  6. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), beli dengan target harga Rp 1.500
  7. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) beli dengan target harga Rp 650
  8. PT PP Tbk (PTPP) beli dengan target harga Rp 2.280
  9. PT Adaro Energy Tbk (ADRO), beli dengan target harga Rp 1.850
  10. PT United Tractors Tbk (UNTR) beli dengan target harga Rp 31.400
  11. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), beli dengan target harga Rp 1. 550.

Baca Juga: IHSG melesat 1% di sesi I, saham-saham ini banyak diborong asing, Senin (4/1)

Sinarmas Sekuritas juga menyematkan rating untuk sejumlah sektor. Sinarmas Sekuritas menyematkan rating overweight (OW) untuk sektor perbankan, semen, tambang batubara, konstruksi, minyak dan gas (migas), perkebunan, property, pulp and paper, serta sektor telekomunikasi.

Rating netral (N) disematkan untuk sektor consumer, otomotif, media, pertambangan nikel, pakan ternak (poultry), dan ritel.  Sementara rating underweight (UW) disematkan untuk sektor tembakau.

Sinarmas Sekuritas menetapkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 6.800 hingga akhir 2021.  Asumsi ini berasal dari pemulihan Earning Per Share (EPS) sebesar 28,6% dan  12,0% di 2021 dan 2022, dibandingkan penurunan EPS sebesar 25,4% di akhir 2020 kemarin.

Baca Juga: IHSG Menguat di Sesi I, Asing Borong Saham BBCA dan BBNI

IHSG akan mendapatkan beberapa pendorong diantaranya fase awal pemulihan ekonomi dan pertumbuhan pendapatan pascapandemi Covid-19.  Melemahnya nilai tukar dolar AS dan era suku bunga rendah juga bakal berdampak positif bagi pasar negara berkembang, terutama Indonesia

Selain itu, pemulihan harga komoditas global juga berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Di sisi lain, Omnibus Law sebagai katalisator reformasi utama diharapkan mendorong investasi asing langsung (FDI) dan pertumbuhan ekonomi. Terakhir, valuasi pasar Indonesia yang rendah (undemanding valuation) diantara negara-negara berkembang lainnya.

Sementara itu, risiko yang menjadi penekan kemungkinan datang dari gelombang  baru Covid-19 yang mengakibatkan perekonomian kembali lockdown, eksekusi distribusi vaksin yang berjalan buruk, dan pemulihan pendapatan yang berjalan lebih lambat dari perkiraan.

Selanjutnya: IHSG menguat 1% ke 6.038 pada akhir perdagangan sesi I, Senin (4/1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×