Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Sinarmas Sekuritas juga menyematkan rating untuk sejumlah sektor. Sinarmas Sekuritas menyematkan rating overweight (OW) untuk sektor perbankan, semen, tambang batubara, konstruksi, minyak dan gas (migas), perkebunan, property, pulp and paper, serta sektor telekomunikasi.
Rating netral (N) disematkan untuk sektor consumer, otomotif, media, pertambangan nikel, pakan ternak (poultry), dan ritel. Sementara rating underweight (UW) disematkan untuk sektor tembakau.
Sinarmas Sekuritas menetapkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 6.800 hingga akhir 2021. Asumsi ini berasal dari pemulihan Earning Per Share (EPS) sebesar 28,6% dan 12,0% di 2021 dan 2022, dibandingkan penurunan EPS sebesar 25,4% di akhir 2020 kemarin.
Baca Juga: IHSG Menguat di Sesi I, Asing Borong Saham BBCA dan BBNI
IHSG akan mendapatkan beberapa pendorong diantaranya fase awal pemulihan ekonomi dan pertumbuhan pendapatan pascapandemi Covid-19. Melemahnya nilai tukar dolar AS dan era suku bunga rendah juga bakal berdampak positif bagi pasar negara berkembang, terutama Indonesia
Selain itu, pemulihan harga komoditas global juga berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Di sisi lain, Omnibus Law sebagai katalisator reformasi utama diharapkan mendorong investasi asing langsung (FDI) dan pertumbuhan ekonomi. Terakhir, valuasi pasar Indonesia yang rendah (undemanding valuation) diantara negara-negara berkembang lainnya.
Sementara itu, risiko yang menjadi penekan kemungkinan datang dari gelombang baru Covid-19 yang mengakibatkan perekonomian kembali lockdown, eksekusi distribusi vaksin yang berjalan buruk, dan pemulihan pendapatan yang berjalan lebih lambat dari perkiraan.
Selanjutnya: IHSG menguat 1% ke 6.038 pada akhir perdagangan sesi I, Senin (4/1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News