Reporter: Dea Chadiza Syafina |
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mempertahankan posisinya di zona positif. Pada penutupan sesi I hari ini (24/5), indeks naik 0,57% menjadi 5.150,712. Analis memperkirakan IHSG sesi II nanti masih akan menguat terbatas.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities Dimas Adrianto mengatakan, IHSG mungkin terangkat setelah melemah cukup dalam kemarin. Namun, sentimen pelemahan bursa Asia dan Eropa masih akan memberatkan IHSG.
Indeks Asia mayoritas melemah setelah dibuka menguat pagi tadi. Indeks Nikkei bergerak liar setelah Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda menyatakan rencana bank sentral untuk menstabilkan kenaikan yield obligasi.
"Pembukaan pasar Eropa siang nanti kami perkirakan akan bergerak mixed cenderung melemah. Ini merespon pelemahan bursa Asia dan perkiraan data ekonomi yang dirilis di AS malam nanti, yaitu core durable goods order dan durable goods order yang diperkirakan tidak akan terlalu memuaskan. Siang ini juga ada data German Ifo Business Climate yang diperkirakan tidak akan banyak berubah mengingat trennya yang menurun," papar Dimas, Jumat (24/5).
Karena itu, Dimas memperkirakan IHSG akan berada pada rentang support 5.070 dan resistance 5.190. Ia juga merekomendasikan saham LSIP, AUTO, SMCB, PTPP, RALS, DGIK, APLN dan SMRA.
Analis dari Universal Broker Indonesia Satrio Utomo juga memperkirakan IHSG sesi II akan menguat terbatas. Pasalnya, pelaku pasar masih berhati-hati dalam menyikapi perkembangan bursa regional yang bermasalah. Nikkei dan Hangseng, lanjut Satrio, masih berada dibawah level resistance-nya.
"Pelaku pasar banyak yang melakukan wait and see," ujar Satrio.
Karena itu ia memperkirakan IHSG akan berkisar antar 5.082-5.164. Menurut Satrio, jika IHSG dapat ditutup di atas 5.164, sinyal positif penguatan indeks masih dapat bertahan. Tapi jika sebaliknya, sulit bagi IHSG untuk bangkit ke zona hijau.
"Masih belum banyak perkembangan baru. Meski koreksi Dow Jones tidak dalam, tapi dengan data pertumbuhan ekonomi Amerika yang membaik, kebijakan stimulus The Fed bisa dihentikan lebih cepat. Tekanan jual asing masih agresif," kata Satrio.
Satrio menyarankan investor untuk melakukan sell on strength.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News