Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
Janson memprediksi rupiah akan perkasa di 2021 dengan kisaran Rp 13.800 - Rp 14.000, seiring dengan meningkatnya FDI dan foreign inflows ke aset finansial Indonesia.
Penguatan rupiah memicu meningkatnya return on equity (ROE) dengan estimasi 14%-15% dan earnings growth sekitar 12%-14%.
Selain itu, adanya potensi peningkatan neraca Bank Indonesia (BI) dari 15% terhadap PDB menuju 18%-20% terhadap PDB membuat likuiditas melimpah. Adapun saat ini jumlah dana pihak ketiga (DPK) dikisaran Rp 6.600 triliun jauh melebihi loan outstanding Rp 5.500 triliun.
"Ini akan membuat pertumbuhan PDB 2021 menjadi estimasi 5,5%-5,8%. Dan ini membuat target IHSG di 6.400-6.600," imbuhnya.
Dus, pilihan saham Janson antara lain berasal dari sektor konsumer, telekomunikasi, nikel dan perbankan. Sektor konsumer menjadi pilihan karena mampu memberikan pertumbuhan positif earning per share (EPS) di 2020.
Baca Juga: IHSG menguat di awal perdagangan Rabu (18/1), asing catat net buy
Janson memprioritaskan sektor konsumer yang bergerak di bidang pangan yaitu saham ICBP dengan target harga Rp 13.000, UNVR Rp 9.300, dan KLBF Rp 1.850.
Di sektor telekomunikasi Janson memilih saham TLKM dengan target harga Rp 4.000, EXCL Rp 3.800, TOWR Rp 1.420. Sektor ini merupakan salah satu yang berkontribusi memberikan pertumbuhan EPS impresif di 2020 dan diuntungkan setelah Covid-19.
Di sektor nikel, Janson memilih saham INCO dengan target harga Rp 5.100 karena permintaan kendaraan listrik masih akan tinggi secara global apalagi Biden mengedepankan energi terbarukan.
Di sektor perbankan dia memilih saham BBRI dengan target harga Rp 4.200, BMRI Rp 7.300, BBCA Rp 35.000, BBNI Rp 6.700. Sektor ini akan menjadi yang pertama pulih sejalan dengan penemuan vaksin Pfizer dan Moderna yang membuat pulihnya permintaan di semester I-2021.
Selanjutnya: IHSG lanjut konsolidasi, simak rekomendasi Samuel Sekuritas untuk hari ini, (18/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News