Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG0 terus melanjutkan pelemahan. Pada perdagangan Kamis (4/6) IHSG turun 0,68% ke level 5.095,82.
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat mengatakan, IHSG terkoreksi akibat dua sebab. Pertama, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Kedua, aksi jual investor asing yang tak kunjung reda.
IHSG sebenarnya mendapat sentimen positif dari tingkat kepercayaan konsumen pada bulan Mei 2015 yang meningkat menjadi 112,8. Konsumen memperkirakan tekanan inflasi pada komoditas, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan akan menurun pada Agustus 2015. "Namun sentimen positif tersebut terhapus oleh pelemahan nilai tukar rupiah sehingga investor asing kembali mencatatkan net sell sebesar Rp 385,15 miliar," ujar Lanjar.
Purworo Sartono, analis Panin Sekuritas menyatakan, pergerakan IHSG akan terpengaruh dengan data makro ekonomi di Amerika Serikat, yakni nonfarm payroll. Jika data tersebut bagus, dapat mengindikasikan The Fed menaikkan tingkat suku bunga di bulan September mendatang.
Di akhir pekan ini, investor juga telah menunggu kepastian Yunani untuk membayar utang ke IMF. "Jika Yunani gagal membayar utang, bisa menjadi katalis negatif bagi IHSG," imbuh Purwoko.
Secara teknikal, analis Sucorinvest Central Gani, Achmad Yaki Yamani melihat pergerakan IHSG sedang menguji three black crow. Indikator MACD berpotongan secara deadcross dengan RSI melemah dan stochastic yang juga menurun. "Penurunan IHSG diikuti oleh turunnya volume perdagangan," ujarnya.
Jumat (5/6), Yaki memperkirakan IHSG akan kembali turun dan bergerak pada kisaran 5.070 - 5.168. Lanjar menduga IHSG masih akan bergerak mixed dengan kecenderungan kembali tertekan dengan range pergerakan 5.065-5.120. Purwoko pun menebak IHSG akan melemah dan bergerak pada rentang 5.050 - 5.120.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News