Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah pada perdagangan Rabu (19/1). IHSG tercatat tertekan 22,078 poin atau 0,33% ke 6.591,98. Pergerakan yang lesu itu tidak akan berlanjut pada perdagangan Kamis (20/1).
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mencermati IHSG berpeluang mencatatkan rebound teknikal ke kisaran MA20 di 6.630, menyusul terbentuknya pola three black crows. "Potensi rebound didukung indikasi oversold oleh Stochastic RSI," jelas Valdy dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Rabu (19/1). Level support IHSG berada di 6.550 dan resistance 6.630.
Kendati diproyeksi menguat secara teknikal, pergerakan IHSG besok dan beberapa waktu mendatang sebenarnya dipengaruhi oleh sentimen utama berupa tren peningkatan kasus baru Covid-19 secara global dan domestik.
Baca Juga: Sudah Melorot 0,33%, IHSG Diprediksi Lanjut Melemah di Perdagangan Kamis (20/1)
WHO juga mengingatkan bahwa varian Omicron yang mendominasi kasus baru Covid-19 belakangan ini tidak akan jadi varian terakhir Covid-19 yang menjadi perhatian. Tidak jauh berbeda, kasus baru harian juga mengalami peningkatan, kembali berada di atas 1.000 kasus per Selasa (18/1).
"Hal tersebut mendasari kekhawatiran penerapan pengetatan restriksi kegiatan masyarakat dalam beberapa waktu ke depan, terutama jika kasus baru harian Covid-19 konsisten di atas 1.000 kasus," kata Valdy.
Senada, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya mencermati, kasus Covid-19 menjadi salah satu sentimen yang masih akan dicermati oleh pelaku pasar dan berpotensi menekan IHSG. Apalagi, Omicron di Indonesia menembus 1.300 kasus per hari.
Sentimen dari dalam negeri lainnya, investor menantikan pidato gubernur BI mengenai suku bunga. Sementara dari global, investor cenderung menanti rilis data-data dari Amerika Serikat (AS) seperti klaim pengangguran dan indeks manufaktur Fed Philadelphia. "IHSG berpotensi konsolidasi dengan kisaran 6.580 hingga 6.615," pungkas Cheryl.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Analis untuk Saham Lapis Dua dan Tiga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News