Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan mampu menyentuh level baru di 7.200 pada pekan ini. Meskipun begitu, tantangannya masih berat untuk menyentuh level baru itu.
Pada Jumat (8/12) lalu, IHSG tercatat menguat 24,97 poin atau 0,35% ke 7.159,59 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melansir RTI, Minggu (10/12), IHSG dalam sepekan periode 4-8 Desember 2023 menguat 1,41%.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus melihat, ada beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan lalu. Pertama, harapan pasar akan pertemuan The Fed pekan ini yang tidak berubah.
“Apabila ini terjadi, maka potensi windows dressing akan semakin besar,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (10/12).
Baca Juga: IHSG Menguat Pekan Lalu, Begini Proyeksinya dan Rekomendasi Saham untuk Senin (11/12)
Kedua, inflasi Amerika Serikat (AS) dan dunia yang mengalami penurunan. Ketiga, kampanye Pilpres 2024. Lalu keempat, daya beli dan konsumsi yang kuat. Kelima, kondisi geopolitik yang masih ada, namun mulai surut.
Pada pekan ini, Nico melihat, potensi untuk IHSG bisa mencapai level 7.200 makin menguat. Sentimennya ada dari beberapa rilis data penting sebelum pertemuan The Fed mendatang.
Apabila inflasi inti di AS mengalami penurunan di bawah 4%, hal itu menjadi kabar baik bagi The Fed, pelaku pasar, investor, dan pasar. Sebab, tidak ada lagi alasan bagi The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga pada pertemuan bulan Desember ini.
“Tidak hanya The Fed, tapi Bank Sentral Eropa pun juga melakukan pertemuan pada tanggal 14 Desember. Dengan inflasi yang turun, Bank Sentral Eropa juga pasti akan menahan tingkat suku bunganya,” paparnya.
Nico pun memaparkan sejumlah sentimen dari luar negeri dan dalam negeri yang bisa mempengaruhi IHSG pada pekan ini.
Pertama, dari AS. Raihan Consumer Price Index (CPI) AS secara bulanan diproyeksikan sama dan secara tahunan diproyeksi turun.
Di sisi lain, CPI Core AS secara tahunan diproyeksi sama. Sementara, data inflasi harga produsen (PPI) Final Demand secara tahunan diproyeksi turun, dari sebelumnya 1,3% menjadi 1,1%. Semua data itu rilis menjelang pertemuan The Fed pada 14 Desember 2023.
Kedua, pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada 14 Desember 2023. Ketiga, data Industrial Production dan Retail Sales China diproyeksikan naik secara tahunan.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emiten Pembagi Dividen Interim yang Cum Date Pekan Ini
“Dari domestik, ada rilis data ekspor impor dan trade balance yang diproyeksikan surplus,” tuturnya.
Nico memproyeksikan, IHSG pada pekan ini bisa menguat di rentang 7.150 - 7.220. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa IHSG bisa menyentuh level baru di pekan ini.
“Kami masih memiliki harapan bahwa IHSG akan berada di kisaran 7.120 - 7.180 hingga akhir tahun 2023,” ungkapnya.
Kinerja sejumlah sektor pun ikut naik seiring dengan naiknya kinerja IHSG. Menurut Nico, sektor perbankan, consumer non-cyclical, telekomunikasi, dan infrastructure masih layak untuk dilirik.
“Namun, perhatikan juga rotasi sektor yang terjadi di pasar,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News