Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham mulai memperlihatkan kebangkitan di awal semester kedua 2023. Pada bulan Juli tahun ini, Infovesta 90 Equity Fund Index mencatatkan kinerja paling tinggi dengan kenaikan return 1,60% dibandingkan bulan sebelumnya. Padahal, secara year to date (YtD), reksadana saham justru memberikan return terendah dibanding yang lainnya, yakni hanya 1,20%.
Direktur Bahana TCW Danica Adhitama mengatakan, untuk semester kedua 2023, Bahana TCW mulai menyarankan rotasi kelas aset obligasi ke saham secara bertahap. Pasalnya, valuasi harga obligasi sudah relatif mahal dibandingkan dengan valuasi harga saham.
"Saat ini, saham justru cenderung undervalued jika dibandingkan dengan valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) historis dan valuasi saham negara tetangga," ucap Danica saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (6/8).
Baca Juga: Proyeksi IHSG Untuk Perdagangan Senin (7/8)
Potensi penguatan saham diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir tahun. Bahana TCW memperkirakan IHSG berpotensi menguat hingga ke level 7.200.
‘’Penurunan yield SBN turut mendukung prospek penguatan pasar saham. Earnings yield IHSG saat ini masih lebih tinggi ketimbang yield SBN sehingga investor mulai rotasi ke kelas aset saham," kata Direktur Bahana TCW Doni Firdaus dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/8).
IHSG tercatat melesat 4, 05% ke level 6.931,36 pada Juli 2023, dari 6.661,88 pada Juni 2023. Pertumbuhan laba korporasi yang positif dan kembali masuknya arus dana asing menjadi faktor pendukung bagi penguatan IHSG, sejalan dengan penguatan yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga: Nasib Investor Jika Terjadi Pembubaran Manajer Investasi dan Reksadana
Bahana TCW memprediksi, reksadana saham di semester kedua 2023 masih bisa memberikan imbal hasil di kisaran 5%-8%. Saham-saham yang berpotensi memberikan potensi kenaikan tinggi adalah sektor otomotif, properti, dan consumer goods.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto juga memperkirakan, IHSG dapat mencapai level 7.600 di akhir tahun dalam skenario harga wajar. Jika IHSG naik, maka kinerja reksadana saham juga akan ikut naik.
Rudiyanto memprediksi, potensi return reksadana saham di semester 2 2023 akan sejalan dengan kenaikan IHSG. Untuk mengoptimalkan return, Panin Asset Management tidak melihat sektoral tapi saham per saham. Pasalnya, dalam satu sektor, kinerja, valuasi, dan bisnis model tiap emiten bisa berbeda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News