kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

IHSG berpotensi terkoreksi di akhir pekan depan, berikut sentimen-sentimennya


Minggu, 14 Juni 2020 / 14:42 WIB
IHSG berpotensi terkoreksi di akhir pekan depan, berikut sentimen-sentimennya
ILUSTRASI. Selama lima hari perdagangan terakhir hingga Jumat (12/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,85% ke posisi 4.880,36. Pada Jumat pekan sebelumnya (5/6), IHSG masih berada di level 4.947,78.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama lima hari perdagangan terakhir hingga Jumat (12/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,85% ke posisi 4.880,36. Pada Jumat pekan sebelumnya (5/6), IHSG masih berada di level 4.947,78.

Untuk perdagangan pekan depan, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memprediksikan, IHSG akan cenderung menguat di awal pekan dan berpeluang koreksi di akhir pekan. Ia memperkirakan, IHSG bakal bergerak dengan support di level 4.800-4.712 dan resistance 4.969-5.139.

Baca Juga: Indeks BUMN20 melejit 8,43% selama Juni 2020, saham apa saja yang jadi pendorongnya?

Menurut Hans, ada sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan. Sentimen-sentimen tersebut datang dari luar negeri maupun dalam negeri.

Pertama, pasar keuangan dunia khawatir terhadap adanya gelombang kedua wabah corona (Covid-19) yang ditandai dengan kenaikan jumlah kasus di California, Texas, dan Arizona. Kekhawatiran penyebaran virus ini kian bertambah seiring adanya aksi protes atas kematian George Floyd yang berpotensi meningkatkan kasus infeksi Covid-19.

Sentimen negatif kedua berasal dari The Fed yang menyatakan pemulihan ekonomi butuh waktu dan melihat adanya potensi penurunan ekonomi Amerika Serikat (AS). "Prediksi Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Bank Dunia bahwa ekonomi masih akan tumbuh minus juga menjadi sentimen negatif  bagi pasar karena menandakan potensi perlambatan laba korporasi," kata Hans dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/6).

Sebaliknya, keputusan The Fed mempertahankan suku bunga di level 0%-0,25% dan tidak akan menaikkan bunga sampai 2022 menjadi sentimen positif, khususnya bagi negara-negara berkembang. Pasalnya,  likuiditas dolar AS akan menjadi sangat cair.

Sentimen positif kedua datang dari pembukaan kembali ekonomi di AS yang membuat bursa saham berhasil rebound dari tekanan. Hal ini terlihat dari naiknya saham-saham perusahaan yang kinerjanya bergantung pada pembukaan kembali ekonomi.

"Tentunya investor berharap gelombang kedua Covid-19 tidak akan parah dan janji tidak ada penutupan ekonomi lagi oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin dapat terpenuhi," ungkap Hans.

Sentimen positif yang terakhir berasal dari dalam negeri, yakni berupa adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Kenaikan cadangan devisa juga memberikan indikasi aliran dana asing bakal kembali ke pasar Indonesia.

Baca Juga: IHSG diramal menguat pada pekan depan, apa sentimennya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×