Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,28% ke level 7.766 di penutupan perdagangan Senin, (8/9/2025).
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang mencermati, pelemahan ini terjadi pasca pengumuman reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Sebelumnya indeks cenderung bergerak di teritori positif, namun seiring dengan adanya berita reshuffle atas sejumlah menteri, termasuk menteri keuangan, membuat indeks berbalik melemah yang terutama disebabkan oleh tekanan pada saham perbankan,” ujar Alrich kepada Kontan, Senin (8/9/2025).
Baca Juga: IHSG Anjlok Usai Reshuffle Menteri, Begini Proyeksi Pergerakannya pada Selasa (9/9)
Dia melihat, reaksi ini merupakan cermin kekhawatiran pasar akan terjadinya ketidakpastian dan perubahan kebijakan ekonomi. Menurut Alrich, investor diperkirakan akan mencermati kebijakan apa yang akan ditempuh oleh pejabat baru tersebut, apakah akan sesuai dengan harapan pasar dan berdampak positif terhadap ekonomi.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana juga sependapat. Namun, koreksi juga terjadi akibat rilis cadangan devisa Indonesia per Agustus 2025 yang turun menjadi US$ 150,7 miliar. Posisi ini ini turun US$ 1,3 miliar ketimbang pada Juli lalu yang masih mencapai US$ 152 miliar.
“Kami perkirakan IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya dengan support 7.713 dan resistance 7.836,” taksir Herditya saat dihubungi Kontan, Senin (8/9/2025).
Adapun secara teknikal, Alrich mengamati terjadi pelebaran negative slope MACD. Selain itu, Stochastic RSI juga menurutnya berpotensi death cross di area pivot.
Baca Juga: Pasar Respons Negatif Reshuffle Menteri, IHSG Ambles 1,28% pada Hari Ini (8/9)
“IHSG tidak mampu bertahan di atas level MA20 di sekitar 7842 sehingga dalam jangka pendek, diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji level support di 7.630-7.650,” kata Alrich.
Lebih tepatnya, Alrich menaksir IHSG akan bergerak di level support 7.630 dan resistance 7.850.
Sentimen yang akan mendorongnya ialah data cadangan devisa Indonesia. Meski menurun pada level terendah dalam sembilan bulan terakhir, kata Alrich, angka tersebut masih pada level yang solid lantaran mampu membiayai 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor serta di atas level minimum 3 bulan impor. Jumlah tersebut juga masih mampu digunakan untuk membayar hutang negara.
“Penurunan cadangan devisa ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri dan upaya stabilisasi rupiah oleh Bank Indonesia di tengah fluktuasi pasar uang global,” imbuh Alrich.
Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah, Saham Big Banks Kompak Merah di Tengah Isu Reshuffle Kabinet
Sementara itu, IHSG juga bakal bergerak seturut data penjualan sepeda motor yang tumbuh 0,7% YoY pada bulan Agustus 2025, lebih baik ketimbang bulan Juli 2025 yang turun 2% YoY. “Kenaikan secara YoY ini merupakan yang pertama kalinya dalam empat bulan terakhir, seiring dengan turunnya BI Rate,” jelas Alrich.
Herditya menambahkan, IHSG juga masih akan terpengaruh oleh sentimen pergantian kabinet. Dus, Herditya merekomendasikan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan level support Rp 2.360 dan resistance Rp 2.450, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) di Rp 9.750 dan Rp 10.000, dan saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) Rp 960 dan Rp 995 per saham.
Adapun saham pilihan Alrich jatuh pada PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Astra International Tbk (ASII), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).
Selanjutnya: Harga Emas Tembus Rekor Baru, Didukung Ekspektasi The Fed Pangkas Bunga
Menarik Dibaca: Inspirasi Tanaman Terarium yang Cocok Ditaruh di Dalam Kamar, Beri Kesan Estetik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News