Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menegaskan penguatannya pada perdagangan Kamis (16/5). IHSG ditutup dengan kenaikan 0,93% atau 66,86 poin ke angka 7.246,70.
Analis MNC Sekurita Herditya Wicaksana mengatakan, penguatan laju pergerakan pada IHSG dipengaruhi oleh pergerakan indeks global yang secara mayoritas menguat setelah adanya rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang cenderung melandai. Selain itu, rupiah pun menguat terhadap dolar AS.
Dia memperkirakan, investor masih mencermati akan pidato dari The Fed beserta rilis data industri dan retail dari China. “Kami perkirakan (IHSG) rawan terkoreksi dengan support 7.192 dan resistance 7.266,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/5).
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menyebut, IHSG bergerak menguji resistance di level 7.250 dan membentuk rising window (gap up) di Kamis (16/5).
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.246, ASII, BBNI, TPIA Paling Banyak Net Buy Asing, Kamis (16/5)
Bersamaan dengan penguatan tersebut, terdapat indikasi kuat minor bullish reversal yang tercermin dari indikator teknikal yakni terbentuknya pelebaran positive slope pada moving average convergence/divergence (MACD) dan terbentuknya pola minor double bottom.
“Pola-pola tersebut divalidasi dengan peningkatan volume transaksi di Kamis (16/5),” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Kamis (16/5).
Nilai tukar rupiah menguat atau bertahan di bawah Rp 16.000 per dolar AS sampai dengan Kamis sore (16/5). Hal ini sejalan dengan meredanya capital outflow dari pasar saham Indonesia. Alrich memperkirakan, akan terjadi inflow dalam beberapa waktu ke depan.
Katalis utama dari fenomena ini berasal dari peningkatan keyakinan pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga the Fed pada September 2024. CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan di periode tersebut mencapai 53,5% di Kamis (16/5).
Baca Juga: IHSG Naik 0,93% ke 7.246 Kamis (16/5), BRPT, PGEO, MTEL Top Gainers LQ45
Dari kacamata eksternal, realisasi kontraksi ekonomi tahunan Jepang sebesar 2,0% di kuartal I-2024 tampak jauh lebih dalam dari perkiraan di angka -1,5%. Selain itu, adanya pelemahan produksi industri Jepang menjadi 6,2% year on year (YoY) di Maret 2024 disinyalir turut memicu capital inflow ke Indonesia.
Alrich menjagokan saham-saham untuk perdagangan akhir pekan, Jumat (17/5) meliputi saham PWON, CTRA, ASII, LSIP, dan PGEO.
Sedangkan Herditya mencermati saham-saham antara lain, SMRA dengan target harga Rp 590–Rp 610, TINS di level Rp 1.025–Rp 1.095, dan MAHA di harga Rp 236–Rp 246.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News