kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

IHSG Bergerak Sideways, Cek Pemicunya


Senin, 10 April 2023 / 04:40 WIB
IHSG Bergerak Sideways, Cek Pemicunya


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung bergerak sideways dan masih akan berlanjut ke depannya, seiring sikap pelaku pasar yang masih akan wait and see.

CEO Edvisor.id, Praska Putrantyo, mengatakan per 6 April 2023 secara year to date (YTD) pergerakan IHSG cenderung sideways dalam kisaran 6.530-6.950 dikarenakan investor sudah memprediksi rilis kinerja emiten sepanjang 2022 mayoritas bertumbuh dibanding 2021 sehingga tidak terlalu mendongkrak IHSG secara keseluruhan. 

"Tambah lagi, saham-saham big caps masih relatif melemah di periode yang sama, di antaranya seperti sektor Keuangan, Energi, Infrastruktur, dan Barang Konsumen Primer," Jelasnya kepada Kontan.co.id, (7/4). 

Selain itu, Investor masih cenderung mengantisipasi dampak kebijakan moneter ketat, yakni era kenaikan suku bunga acuan The Fed dan BI, terhadap sektor riil yang akan terefleksi pada rilis GDP per kuartal I-2023 dan kinerja emiten di kuartal I-2023.

Baca Juga: IHSG Masih Berpotensi Mengalami Fluktuasi, Simak Rekomendasi Analis

Praska mengatakan kekhawatiran pasar sebenarnya sudah relatif mereda, terutama bagi investor asing di mana sudah cenderung kembali mencatatkan Net Buy dengan akumulasi di pasar reguler sepanjang year to date (YTD) 6 April 2023 sebanyak Rp 4,48 triliun. 

Menurut Praska sikap investor masih cenderung wait and see terhadap rilis data-data ekonomi, khususnya di AS untuk melihat potensi langkah The Fed selanjutnya terkait suku bunga acuan.

Praska menambahkan investor asing lebih fokus pada orientasi akselerasi ekonomi jangka panjang, terlebih pasca era suku bunga tinggi, tentu akan ada kelonggaran moneter, jika data laju inflasi tahunan baik secara global maupun di Indonesia terus menunjukkan perlambatan hingga menyentuh target yang diharapkan. 

"Hal ini juga terjadi di pasar SBN di mana investor asing tetap melakukan akumulasi pembelian di tengah era suku bunga tinggi," tuturnya. 

Praska mengatakan sementara kondisi IHSG lebih dominan dipengaruhi sikap investor yang lebih memilih wait and see terhadap rilis informasi ekonomi dan kinerja emiten selanjutnya, sehingga pergerakan sepanjang YTD ini relatif sideways bahkan tercatat negatif 0,85% di periode tersebut.

Baca Juga: Rekomendasi Analis untuk Saham Emiten Consumer yang Sedang Melandai Saat Ramadan

Adapun prospek IHSG hingga akhir semester I-2023 diperkirakan masih relatif fluktuatif karena sikap wait and see investor dan tendensi investor masih memilih aset yang lebih aman, seperti emas dan obligasi pemerintah.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×