Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya tekanan bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di semester pertama 2018, menyebabkan beberap analis merevisi turun target indeks di tahun ini. Apalagi, perdagangan Selasa (8/5) IHSG sempat ditutup pada level 5.774.
Salah satunya, analis Mega Capital Sekuritas Adrian M Priyatna yang memutuskan untuk memangkas target IHSG 2018 dari 6.500-6.900 menjadi 6.000.
Tak ingin berlarut dalam tekanan pasar saham, Adrian menilai masih ada beberapa sektor yang prospektif untuk tetap dilirik tahun ini, antara lain sektor keuangan, komoditas dan kesehatan.
"Komoditas diharapkan dapat mengambil celah dari kenaikan harga komoditas di tengah kondisi global. Sedangkan sektor kesehatan, stimulus progam jaminan kesehatan di 2019 akan mendorong belanja kesehatan," kata Adrian kepada Kontan.co.id, Rabu (9/5).
Selain tiga sektor di atas, sektor properti dan ritel juga masih pantas untuk dilirik. Misalnya, dari properti Mega Capital Sekuritas merekomendasikan saham BSDE, CTRA, DILD, PWON dan PPRO, sedangkan dari ritel seperti ACES, MAPI dan RALS.
Sektor perkebunan seperti SIMP, AALI, LSIP juga bisa menjadi pertimbangan, diikuti sektor pertambangan seperti ADRO dan PTBA. Begitu juga sektor poultry atau peternakan seperti CPIN dan JPFA.
Saham-saham konstruksi yang menarik adalah WIKA, WSBP, dan WTON, disusul kesehatan seperti MIKA dan SILO, serta dari sektor keuangan seperti BBCA, BBNI, BBTN dan BBRI.
Tak kalah menarik, saham dari sektor barang konsumen seperti UNVR, KLBF, MYOR dan GGRM yang berada dalam kategori hold (tahan). Sedangkan untuk ICBF dan INDF, investor sudah bisa masuk untuk melakukan aksi beli.
"Ini pilihan saham kami, rekomendasi mungkin sudah berubah karena kondisi market saat ini, tapi menurut kami masih prospektif untuk tahun ini," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News