Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak berdaya dan ditutup melemah 1,11% ke level 7.030,05 pada perdagangan Senin (3/2).
Hari ini, total volume perdagangan saham di BEI mencapai 15,34 miliar dengan nilai transaksi perdagangan sebesar Rp 11,32 triliun.
Sebanyak 461 saham turun menekan laju IHSG dan 168 saham menguat serta 174 saham lainnya stagnan alias tidak berubah.
Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus melihat, merosotnya IHSG hari ini disebabkan oleh sentimen perang dagang yang dipelopori Amerika Serikat (AS).
“Hal tersebut semakin menambah ketidakpastian yang sudah ada saat ini. Inflasi di AS berpotensi mengalami kenaikan akibat naiknya harga barang,” ujarnya kepada Kontan, Senin (3/2).
Baca Juga: IHSG Ambruk 1,11% ke 7.030, Top Losers di LQ45: MDKA, AMMN dan ADMR, Senin (3/2)
Alhasil, kenaikkan inflasi berpotensi untuk mengurangi potensi pemangkasan tingkat suku bunga The Fed yang akan mengganggu jalannya penurunan tingkat suku bunga.
Hal tersebut memberikan dampak bagi negara emerging market, sehingga hari ini sejumlah bursa di kawasan Asia tercatat anjlok.
“Misalnya, kinerja Nikkei turun 2,66% dan Kospi juga turun 2,52% hari ini,” ungkapnya.
Berkaca dari kejadian hari ini, Nico memproyeksikan IHSG bakal bergerak menguat di rentang 7.000 – 7.060 pada perdagangan Selasa (3/2). Ini dengan catatan sentimen negatif dari hari ini bisa mereda dengan cepat.
Dari luar negeri, setidaknya ada tiga sentimen utama. Pertama, rilis data ekonomi dari AS, seperti data ISM Manufacturing, New Orders, dan Employment.
Kedua, rilis data Consumer Price Index (CPI) Zona Eropa. Ketiga, ada rilis data PMI Caixin Manufacturing.
“Dari dalam negeri, investor masih wait and see terkait dengan data pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024,” katanya.
Nico pun menyarankan investor untuk melirik sektor yang memiliki valuasi menarik di masa depan dan berfundamental kuat, seperti perbankan.
Setali tiga uang, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, koreksi IHSG hari ini juga akibat pemberlakuan kebijakan tarif impor AS per awal Februari. Seperti diketahui, Kanada dan Meksiko terkena tarif impor 25%, serta China terkena tarif 10%.
“Hal ini mengakibatkan indeks dolar AS bergerak menguat dan menekan nilai tukar rupiah,” ujarnya kepada Kontan, Senin (3/2).
Untuk perdagangan besok, IHSG berpeluang menguat dalam jangka pendek dengan level support 6.961 dan resistance 7.030.
“Sentimennya diperkirakan masih imbas dari tarif impor AS. Investor juga menanti akan rilis data manufaktur AS dan pekerjaan AS,” paparnya.
Herditya pun menyarankan investor untuk mencermati saham INKP dengan target harga Rp 6.900 – Rp 7.325 per saham, MBMA Rp 388 – Rp 408 per saham, dan SIDO Rp 595 – Rp 610 per saham.
Selanjutnya: Lindungi Ruang Digital Anak, Pemerintah Bakal Batasi Usia Penggunaan Media Sosial
Menarik Dibaca: Diet Sehat, Ini Cara Ampuh Mencegah Asam Urat Kambuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News