Reporter: Chindy Puri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup menguat 59,80 poin atau 1,02% ke level 5.900,85 setelah empat hari berada di zona merah. Meskipun demikian, dalam seminggu ini performa IHSG masih minus 0,18%.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Nafan Aji menilai, peran pemerintah secara inklusif dan berkesinambungan dalam menjaga stabilitas fundamental makroekonomi menjadi penggerak IHSG secara signifikan. Katalis positif juga datang dari rilis data tingkat inflasi yang diproyeksikan stabil pada Senin (2/10) mendatang.
Lanjut Nafan, pekan ini, IHSG bergerak bearish selama empat hari berturut-turut, namun tidak turun signifikan. Ia menilai, pelemahan tersebut didasari sentimen dari Gubernur The Fed Janet Yellen yang bernada hawkish. Yellen menegaskan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat akan dinaikkan 25 basis poin (bps) di akhir tahun.
Selain itu, katalis negatif berasal dari sentimen krisis di Semenanjung Korea seperti retorika konfrontasi antara para pejabat Amerika Serikat dengan Korea Utara. Meskipun demikian, Nafan menganggap peran pemerintah menjaga stabilitas fundamental makroekonomi mampu menjaga pelemahan IHSG sehingga tidak signifikan. Sebelumnya, Bank Indonesia juga telah menurunkan 7 Days Reverse Repo Rate menjadi 4,5% dan sangat diapresiasi oleh para pelaku pasar.
Nafan memprediksi, pekan depan, sentimen domestik akan ditentukan hasil data inflasi, kunjungan wisatawan, indeks keyakinan konsumen, dan cadangan devisa. Sementara, sentimen global berasal dari rilis data manufaktur dan non-manufaktur Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat. Kemudian, data manufaktur Uni Eropa dan Inggris, penetapan tingkat suku bunga acuan Bank Sentral Australia, neraca perdagangan Amerika Serikat, Australia, dan Kanada.
Proyeksi Nafan, pekan depan, IHSG masih tetap terkonsolidasi di antara support 5.810 dan resistance 5.990.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News