Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), mayoritas indeks saham bertumbangan. Dalam tekanan tersebut, IDX Value30 sejauh ini menunjukkan performa yang cukup tangguh.
Menengok kinerja pekan lalu, konstituen saham di IDX Value30 mampu mengakumulasi kenaikan 1,03% saat IHSG dan mayoritas indeks saham anjlok.
Membuka pekan ini, IHSG lanjut merosot 0,90% ke posisi 7.258,63 pada Senin (16/12). Kali ini, IDX Value30 ikut tergerus 0,55%.
Namun, jika dihitung sejak awal tahun (year to date), IDX Value30 masih mengakumulasi kenaikan sebanyak 4,73%. Nasib yang lebih apik ketimbang mayoritas indeks saham lain, termasuk indeks saham berkategori blue chip seperti LQ45 dan IDX30 yang ambles pada posisi minus 11,21% dan 10,99%.
Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah, Simak Proyeksi dan Rekomendasi Saham Selasa (17/12)
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan melihat peforma kuat IDX Value30 terjadi karena investor cenderung melirik saham-saham yang tergolong masih undervalue dan punya daya tahan terhadap kencangnya volatilitas pasar.
Sementara IDX Value30 dihuni oleh saham yang secara valuasi relatif murah dan punya likuiditas.
"Jadi wajar jika secara kinerja IDX Value30 lebih baik dari indeks-indeks saham lainnya pada kondisi pasar seperti sekarang. Investor cenderung mempertahankan saham-saham defensif dengan valuasi murah," kata Ekky kepada Kontan.co.id, Senin (16/12).
Hanya saja, Ekky meningkatkan agar investor tetap berhati-hati. Sebab, tekanan pada pasar saat ini berpotensi menyeret saham-saham di IDX Value30.
Indikasi tekanan pada konstituen IDX Value30 juga sudah tampak sejak November, meski tidak separah indeks yang lain.
Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto sepakat, dalam situasi saat ini pelaku pasar mesti lebih waspada.
Situasi pasar sekarang bisa mengerem laju saham-saham di dalam IDX Value30, yang bukan tak mungkin akan ikut terseret turun.
Catatan William, indeks yang masih dalam performa positif menandakan sentimen negatif di pasar belum menyebar luas ke saham-saham konstituen indeks tersebut.
Sejuah ini, William melihat saham-saham di IDX Value masih cocok menjadi pilihan untuk jangka pendek.
"Masih ada potensi melemah. Jadi strateginya lebih ke arah memanfaatkan momentum jangka pendek, sebelum arah tren berubah melemah," ungkap William.
Research Associate Lotus Andalan Sekuritas Hans Jervis menyarankan dalam tekanan IHSG seperti sekarang, pelaku pasar lebih selektif atau wait and see terlebih dulu sambil meningkatkan cash reserve. Hans lantas melihat peluang buy on weakness pada saham-saham IDX Value30 yang secara valuasi sudah lebih murah.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Teknikal Saham untuk Selasa (17/12), Ada MAPI, ICBP, BUKA
Hans melirik saham PT Astra International Tbk (ASII). Secara valuasi, Price to Earnings Ratio (PER) ASII rata-rata tiga tahun terakhir berada di level 8,75 kali, sedangkan saat ini ada di posisi 6,61 kali.
Dari sisi Price to Book Value (PBV), ASII diperdagangkan pada level 1,06 kali, dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir di level 1,26 kali. Dus, Hans menyarankan akumulasi buy ASII pada rentang harga Rp 4.900 - Rp 5.250 untuk target harga jangka pendek di level Rp 6.000 dan Rp 7.000 untuk jangka panjang.
Ekky menyodorkan saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) sebagai pilihan trading untuk target terdekart di level harga Rp 2.880 - Rp 2.900, dengan support di Rp 2.500. Rekomendasi lainnya adalah saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Sedangkan William menyematkan rekomendasi buy terhadap saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Selanjutnya: Menteri Ara Canangkan Kuota FLPP Capai 500.000 Unit di 2025, Segini Anggarannya
Menarik Dibaca: MIND ID Dorong Kolaborasi Perkuat Ekosistem Industrialisasi Mineral
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News