kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

HSBC Global Private Banking Proyeksikan IHSG Menyentuh 7.690 pada Akhir 2022


Kamis, 13 Januari 2022 / 13:29 WIB
HSBC Global Private Banking Proyeksikan IHSG Menyentuh 7.690 pada Akhir 2022
ILUSTRASI. Imbal hasil riil Indonesia adalah yang tertinggi di antara pasar berkembang.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini akan menjadi fajar baru bagi Asia Tenggara. Tidak seperti sebagian besar dunia, di mana pertumbuhan akan melambat untuk tahun 2022, Asia Tenggara akan mengalami percepatan pertumbuhan. 

HSBC Indonesia dalam Investment Outlook 2022 menyebutkan, setelah Asia Tenggara mengalami perjalanan bergelombang tahun lalu, dengan hanya tumbuh hanya 3,6%. Tahun ini dengan dibukanya kembali perekonomian, Asia Tenggara bisa tumbuh 5,2%. Hal ini akan diterjemahkan ke dalam pertumbuhan pendapatan sebesar 12,3% untuk perusahaan-perusahaan Asia Tenggara.

“Hal yang sangat menentukan bagi Asia Tenggara adalah implementasi RCEP – perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia – yang akan membawa integrasi perdagangan dan investasi yang lebih dalam untuk kawasan ini,” kata James Cheo, Chief Investment Officer untuk Asia Tenggara, Global Private Banking dan Wealth di HSBC dalam keterangan tertulis, Kamis (13/1).

Baca Juga: IHSG Melemah 0,14% ke 6.637 pada Sesi I Hari Ini, Asing Beli BBCA, BBRI, ADRO

Dengan banyaknya pengeluaran investasi yang ditunda selama dua tahun terakhir, keberadaan RCEP dinilai akan menghidupkan kembali putaran baru investasi dan pengeluaran infrastruktur untuk wilayah tersebut. Misalnya, Indonesia akan menarik lebih banyak investasi untuk deposit nikel yang penting untuk baterai yang dibutuhkan bagi kendaraan listrik. 

Cheo bilang, dengan meningkatnya mobilitas, konsumsi di Asia Tenggara diperkirakan akan pulih dengan kuat tahun ini. Indonesia, yang memiliki fundamental lebih kuat, memungkinkan lebih banyak fleksibilitas kebijakan moneter. Sebuah modal penting untuk menghadapi pengetatan Fed yang akan datang.

Dia juga menilai, inflasi Indonesia tetap rendah dibanding negara lainnya berkat harga energi yang diregulasi. Sementara itu, defisit transaksi berjalan yang terkendali mengurangi risiko eksternal dan mendukung rupiah. 

Apalagi, dengan surplus perdagangan yang melebar, rupiah dapat tetap cukup tahan terhadap tantangan eksternal. Cheo memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir tahun akan berada di Rp 14.200.

Baca Juga: Indeks Saham Sektor Teknologi Mulai Turun, Simak Prospeknya ke Depan

"Kami mengekspektasikan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar sebesar 50bp pada paruh kedua tahun ini. Kami mengharapkan ekonomi Indonesia mencatatkan tingkat pertumbuhan 5,1% pada tahun 2022”, imbuh Cheo.

Lebih lanjut, Cheo menilai imbal hasil riil Indonesia adalah yang tertinggi di antara pasar berkembang, sehingga mendorong arus masuk investasi asing secara langsung atau ke ekuitas portofolio. Dengan arus masuk investasi, lalu dari sisi valuasi rendah, didukung pertumbuhan yang kuat, serta IPO yang dapat mengubah pasar saham Indonesia, dirinya pun meningkatkan prospek pasar saham Indonesia dari netral menjadi sedikit overweight.

"Ada banyak investasi yang masuk ke industri hijau dan revolusi digital, yang semakin menopang prospek pasar saham Indonesia. Kami memperkirakan IHSG pada akhir tahun berada pada level 7.690,” tutup Cheo.

Baca Juga: Dana Investor Asing Dirproyeksi Masih Deras Masuk ke Pasar Saham Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×