kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

HRUM pangkas target batubara jadi 9,5 juta ton


Kamis, 12 Juni 2014 / 17:50 WIB
HRUM pangkas target batubara jadi 9,5 juta ton
ILUSTRASI. Gunakan Kode Promo RedDoorz 2023 dengan Diskon Hotel Hingga 30%


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Harga batubara yang tak kunjung normal mendorong PT Harum Energy Tbk (HRUM) untuk memangkas target produksi batubara. Emiten milik taipan Kiki Barki ini hanya menargetkan produksi batubara sebanyak 8 juta-9,5 juta ton di tahun ini.

Sekitar 7 juta-8 juta ton dari target itu akan dipenuhi oleh PT Mahakam Sumber Jaya, sedangkan sisanya oleh PT Santam Batubara (SB). Target baru tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi produksi awal HRUM di 2014 yang ditetapkan 12 juta ton.

"Revisi target karena harga jual batubara ternyata masih buruk," kata Ray Gunara, Presiden Direktur HRUM, di Jakarta, Kamis (12/6). Dalam penjelasan atas kinerja kuartal I 2014, HRUM memang menyatakan telah memangkas produksi bulanan batubara baik di MSJ maupun SB.

Awalnya, HRUM menetapkan rencana produksi batubara bulanan MSJ sebanyak 830.000 ton dan SB 160.000 ton. Namun, pergerakkan harga rata-rata batubara di kuartal pertama 2014 ternyata malah turun lebih dari 12% year-to-date (YTD).

Demi mengoptimalkan perolehan margin operasi dan cadangan batubara, HRUM memutuskan untuk mengkaji ulang rencana produksi tahun 2014. HRUM kemudian memangkas volume produksi bulanan menjadi 650.000 ton untuk MSJ dan 80.000 ton untuk SB.

"Penurunan produksi itu sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu," ungkap Ray. Keputusan HRUM memangkas target produksi berimbas pada minimnya anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini.

Ray bilang, HRUM hanya akan menyerap capex sebanyak US$ 10 juta yang kebanyakan bakal digunakan untuk perawatan peralatan produksi batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×