Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 102,9 juta hingga kuartal ketiga 2020. TPIA menggunakan belanja modal salah satunya untuk penyelesaian pabrik Methyl Tert-butyl Ether dan Butene-1 (MTBE-B1).
“Untuk besaran capex tahun ini masih di kisaran US$ 135 juta,” ujar Suryandi, Direktur SDM & Urusan Korporat dan Sekretaris Perusahaan Chandra Asri dalam paparan publik yang digelar via telekonferensi, Senin (26/10).
Sebelumnya, emiten produsen petrokimia ini memutuskan untuk merevisi alokasi belanja modal untuk tahun ini. TPIA hanya akan mengalokasikan capex senilai US$ 135 juta, turun dari alokasi sebelumnya yang mencapai US$ 430 juta.
Revisi capex ini berkaitan dengan proyeksi mundurnya megaproyek Chandra Asri Perkasa 2 (CAP2) akibat pandemi Corona (Covid-19). Meski demikian, Suryandi menegaskan proyek prestisius ini masih terus bergulir. Saat ini pun TPIA masih terus melangsungkan diskusi hingga meeting dengan calon mitra strategis.
Baca Juga: Pendapatan turun 8,6%, Chandra Asri (TPIA) merugi US$ 19,73 juta hingga kuartal III
“Dari manajemen, di tahun 2022 mudah-mudahan ada final investment decision (FID). Apabila tercapai tiga sampai empat tahun pembangunannya, CAP 2 diproyeksikan selesai di tahun 2026 atau akhir 2025,” sambung dia.
Pada kesempatan yang sama, Suryandi juga membeberkan sejumlah capaian yang berhasil diselesaikan TPIA pada kuartal ketiga 2020. Salah satunya adalah keberhasilan dimulainya (start-up) operasional pabrik MTBE dengan kapasitas 128 Kilo Ton (KT) per tahun dan pabrik Butene-1 dengan kapasitas 43 KT per tahun pada September 2020.
Proyek senilai US$ 130,5 juta ini dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai anggaran, dan memenuhi spesifikasi meskipun di tengah situasi pandemi yang cukup menantang. Suryandi mengaku, keberhasilan dimulainya operasional kedua proyek tersebut menandai keberhasilan penyelesaian master plan integrasi Chandra Asri periode 2015-2020.
Baca Juga: Di tengah pandemi, sektor petrokimia kian menantang
Diharapkan, kehadiran pabrik tersebut dapat membantu kemajuan industri petrokimia dalam negeri, memperbaiki neraca pembayaran domestik karena mengurangi ketergantungan impor, dan meningkatkan total kapasitas produksi TPIA menjadi lebih dari 4,2 juta ton per tahun.
Proyek prestisius lain yang berhasil dirampungkan TPIA adalah enclosed ground flare terbaru dengan nilai investasi US$ 14 juta. Enclosed ground flare ini merupakan salah satu wujud TPIA dalam mendukung faktor kelestarian lingkungan dan sosial.
Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) akan mengantongi dividen dari Star Energy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News