kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga kuartal III 2019, Kalbe Farma (KLBF) menyerap capex sebanyak Rp 1 triliun


Senin, 28 Oktober 2019 / 18:26 WIB
Hingga kuartal III 2019, Kalbe Farma (KLBF) menyerap capex sebanyak Rp 1 triliun
ILUSTRASI. Vidjongtius, Presiden Director Kalbe Farma Tbk, di dokumentasikan saat berkunjung ke gedung redaksi Kontan, Jakarta (02/08). Hingga kuartal III 2019, Kalbe Farma (KLBF) menyerap capex sebanyak Rp 1 triliun dari rencana Rp 1,5 triliun sepanjang tahun. (Ko


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten dengan kapitalisasi saham besar menyatakan bahwa rencana ekspansinya pada tahun ini masih berjalan sesuai rencana. Selain itu, perusahaan-perusahaan tersebut juga tidak menemui kesulitan dari segi pendanaan. 

Salah satunya adalah perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF, anggota indeks Kompas100). Direktur Utama KLBF Vidjongtius mengatakan, sejak awal tahun hingga September 2019, KLBF telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun dari total rencana capex tahun ini Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun. 

Baca Juga: Pendapatan dan laba Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) di kuartal III menyusut

Kebanyakan belanja modal terserap untuk kelanjutan pembangunan pabrik dan gudang demi perluasan kapasitas produksi dan distribusi.

Merujuk pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, capex KLBF 2019 dialokasikan untuk melanjutkan pembangunan dua pabrik baru di Cikarang dan Pulogadung yang mana kedua pabrik tersebut memproduksi obat bebas dari PT Bintang Toedjoe & Saka Farma yang sebagian besar sahamnya dikuasai KLBF. 

Capex juga dimanfaatkan untuk membangun pabrik injeksi di Pulogadung dan untuk mendanai penambahan kapasitas pabrik infus di Bekasi. Disusul rencana pembukaan cabang distribusi baru di luar Pulau Jawa. 

Di samping itu, KLBF pada 2019 juga menyiapkan dana untuk proyek transformasi digital berupa pembuatan aplikasi bagi pelanggan serta pengembangan riset di bidang biosimilar sebesar Rp 500 miliar. 

Menurut Vidjongtius, hingga September 2019, pihaknya baru baru mengeluarkan Rp 25 miliar-Rp 50 miliar untuk proyek tersebut.   

Baca Juga: Wijaya Karya Beton (WTON) optimis kejar target kontrak Rp 9 triliun

Besaran dana Rp 500 miliar dipersiapkan hingga aplikasi tersebut selesai. "Kami membuat aplikasi digital secara in house jadi lebih murah," ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (24/10). 

Seluruh dana capex dan untuk rencana transformasi digital ini berasal dari kas internal perusahaan. 

Sebagai informasi, pada paruh pertama tahun ini KLBF membukukan penjualan bersih Rp 11,17 triliun  atau meningkat 7,7% dibanding semester I 2018 sebesar Rp 10,38 triliun. 

Laba bersih emiten ini juga tumbuh 3,53% year on year (yoy) menjadi Rp 1,26 triliun. 

Baca Juga: Blue Bird (BIRD) targetkan tambah 200 unit mobil listrik pada 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×