Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bisnis batubara PT United Tractors Tbk (UNTR) masih belum pulih. Hingga bulan Juli tahun ini, UNTR baru menjual 3,1 juta ton batubara. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 3,8 juta ton, penjualan batubara itu masih turun 17,57%.
Di bulan Juni sebelumnya, UNTR sempat membukukan kenaikan penjualan batubara menjadi 520.000 ton. Namun, pada bulan Juli penjualan itu merosot menjadi 381.000 ton.
Sedangkan tingkat overburden removal sebesar 70,2 juta bank cubic meters (bcm) pada bulan Juli. Sejak awal tahun, produksi overburden removal turun hingga 4,4% year on year (yoy) menjadi 443,6 bcm.
Untuk mengatasi pelemahan sektor pertambangan batubara dan alat berat, UNTR kini tengah bersiap masuk ke bisnis pembangkit listrik. UNTR bakal menggarap satu pembangkit listrik melalui cucu usahaya yang baru dibentuk, PT Energia Prima Nusantara (EPN).
Saham EPN dikendalikan oleh anak usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Beberapa waktu lalu, PAMA memberikan fasilitas pinjaman kepada EPN senilai US$ 47,5 juta. Pinjaman itu akan digunakan seluruhnya untuk pembangunan power plant.
Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis masih belum mau mengatakan rincian proyek pembangkit listrik itu. Namun, ia berharap financial closing proyek itu bisa diselesaikan secepatnya. "Pengerjaan proyeknya mungkin belum di tahun ini," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (27/8).
Sebelumnya PAMA mengikuti tender proyek pembangkit listrik mulut tambang (mine mouth power plant) di Sumatera Selatan. Pembangkit listrik tersebut memiliki kapasitas 600 megawatt (MW) dengan nilai investasi US$ 900 juta. Namun, proyek tersebut dikabarkan gagal diraih oleh UNTR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News