Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat total penerbitan surat utang korporasi sebesar Rp 35,30 triliun per 30 April 2023. Dari total tersebut, penerbitan yang diperingkat oleh Pefindo dan peringkatnya dipublikasikan adalah sebesar Rp 22,08 triliun. Secara rinci, penerbitan obligasi tercatat sebanyak Rp 18,79 triliun dan penerbitan sukuk Rp 3,29 triliun.
Sementara dari sisi perusahaan yang menerbitkan surat utang korporasi hingga April 2023, Pefindo telah melakukan pemeringkatan terhadap 18 perusahaan yang menerbitkan surat utang dan peringkatnya dipublikasikan.
Penerbitan surat utang korporasi masih didominasi dari sektor multifinance yang telah menerbitkan surat utang mencapai Rp 7,03 triliun sepanjang 2023. Berdasarkan data Pefindo hingga 30 April 2023, perusahaan multifinance yang menerbitkan surat utang korporasi dan diperingkat oleh Pefindo di antaranya Bussan Auto Finance dan Indomobil Finance Indonesia.
Selain itu, perusahaan Induk, perusahaan pertambangan, lembaga keuangan khusus, serta perusahaan yang bergerak di industri bubuk dan kertas turut meramaikan penerbitan obligasi korporasi.
Baca Juga: Performa Membaik, Pefindo Kerek Peringkat Sejumlah Perusahaan dan Surat Utang
Direktur Pemeringkatan Pefindo Hendro Utomo mengatakan, pertumbuhan pembiayaan yang positif telah mendorong multifinance membutuhkan lebih banyak pendanaan, baik untuk modal kerja maupun ekspansi. Sebab, perusahaan multifinance sangat tergantung pada dua sumber yakni pinjaman bank dan penerbitan surat utang.
“Maka tidak mengherankan multifinance banyak mengakses pasar surat utang domestik,” ungkap Hendro kepada Kontan.co.id, Rabu (3/5).
Dari sisi kupon, Ekonom Pefindo Suhindarto mengamati bahwa rata-rata kupon untuk penerbitan hingga 26 April 2023 masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tahun sebelumnya. Pengecualian adalah surat utang tenor 3 tahun berperingkat A dan tenor 5 tahun berperingkat AAA.
Misalnya, rata-rata kupon untuk surat utang korporasi berperingkat AAA di awal tahun ini adalah 6,83%, 0,62% lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tahun 2022 yang sebesar 6,22%. Sementara itu, selisih (spread) kupon terhadap yield SUN cenderung turun. Misalnya, spread untuk surat utang berperingkat AAA tenor 3 tahun turun dari 28 bps ke 3 bps. Spread untuk peringkat yang sama tenor 5 tahun turun dari 16 bps menjadi 1 bps.
Baca Juga: Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Rilis Obligasi Rp 4 T, Imbal Hasil Kurang Atraktif
“Kami menilai kenaikan kupon di awal tahun 2023 ini lebih banyak dipengaruhi oleh kenaikan yield benchmark yakni surat utang pemerintah,” tambah Suhindarto.
Hal tersebut, lanjut Darto, terjadi karena sejak pertengahan tahun 2022 hingga awal tahun 2023, bank sentral masih mempertahankan suku bunga tinggi. Penurunan spread tersebut juga menunjukkan penurunan premi yang diminta investor. Pefindo menilai investor bersedia meminta premi yang lebih rendah karena melihat perbaikan pada kinerja bisnis dan keuangan dari para emiten seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang solid.
Darto memperkirakan kupon masih akan bertahan tinggi hingga Bank Indonesia (BI) mulai melonggarkan kebijakan moneternya, misalnya dengan menurunkan suku bunga. Pasar mengekspektasikan Indonesia telah mencapai puncak suku bunga. Tapi, bank sentral masih belum menunjukkan sinyal untuk mengubah kebijakan moneternya karena sentimen negatif eksternal masih kuat.
Optimisme terhadap penurunan suku bunga ke depan semakin kuat karena inflasi telah kembali melandai meski ada momen Lebaran. Tingkat inflasi April 2023 berada di 4,33%, turun dibandingkan dengan 4,97% pada bulan sebelumnya. Angka terbaru tersebut telah semakin dekat dengan level yang ditargetkan oleh Bank Indonesia 3±1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News