kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Hingga Akhir 2024, Barito Renewables Energy (BREN) Kucurkan Capex Rp 2,5 Triliun


Jumat, 25 Oktober 2024 / 05:35 WIB
Hingga Akhir 2024, Barito Renewables Energy (BREN) Kucurkan Capex Rp 2,5 Triliun
ILUSTRASI. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengucurkan investasi yang cukup jumbo pada tahun 2024.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengejar target penambahan kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan. 

Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini mulai mengucurkan investasi yang cukup jumbo pada tahun 2024.

Direktur Barito Renewables Energy, Merly mengungkapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) BREN dialokasikan untuk dua keperluan. Yakni untuk pemeliharaan (maintenance) aset eksisting serta ekspansi pengembangan kapasitas pembangkit listrik.

Baca Juga: BREN Amankan Rekor Market Cap Terbesar di BEI Selama 10 Tahun Jokowi

Sampai dengan September 2024, BREN sudah mengucurkan capex sekitar US$ 52,4 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk aset eksisting sekitar 33 juta dan untuk kebutuhan pengembangan sekitar US$ 19 juta. 

"Di akhir tahun ini karena proyek ekspansi sudah mulai, kami memperkirakan total capex yang dibutuhkan akan berjumlah kurang lebih US$ 165 juta," kata Merly dalam paparan publik, Kamis (24/10).

Sebagai gambaran saja, estimasi capex BREN tersebut setara dengan Rp 2,57 triliun. Jika dikonversi menggunakan kurs saat ini sebesar Rp 15.580 per dolar Amerika Serikat.

Tonton: Atasi Polemik BREN, BEI Akan Merevisi Beleid Free Float IPO

Direktur Utama Barito Renewables Energy, Tan Hendra Soetjipto mengatakan salah satu strategi pertumbuhan BREN adalah melakukan akuisisi terhadap aset energi terbarukan di dalam maupun luar negeri. Tapi, Hendra belum merinci rencana akuisisi lanjutan yang akan dilakukan oleh BREN.

Hendra hanya menegaskan fokus BREN untuk saat ini masih pada aset energi terbarukan berbasis panas bumi dan angin. 

"Apakah akan ke air atau surya? masih belum ada rencana ke arah sana, Tapi ke depan tidak menutup kemungkinan. Sangat tergantung pada feasibility dari proyek tersebut," kata Hendra.

Baca Juga: Minat Investor Masih Tinggi, Prospek Emiten EBT Semakin Seksi

Saat ini, BREN memiliki total kapasitas 965 MW yang terdiri dari 886 MW Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) dan 79 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Baru (PLTB). BREN ingin mencapai 1 Gigawatt (GW) pada tahun 2025 melalui penambahan kapasitas di aset eksisting, dan 1,95 GW pada tahun 2030 dengan proyek pengembangan baru (green field). 

BREN mengoperasikan tiga aset panas bumi, yakni Salak, Wayang Windu dan Darajat. BREN pun sedang melakukan eksplorasi di aset Hamiding dan Sekincau. Di panas bumi, BREN membidik target kapasitas 1.784 MW - 2.439 MW pada tahun 2032.

Sementara untuk angin, kapasitas saat ini berasal dari PLTB Sidrap 1. BREN sedang mengembangkan PLTB Sidrap 2, serta aset di Sukabumi dan Lombok. BREN menargetkan total kapasitas PLTB bisa mencapai 397 MW pada tahun 2032.

Hendra menerangkan dalam jangka pendek hingga tiga tahun ke depan, proyek strategis BREN adalah penambahan kapasitas panas bumi hingga 104,6 MW. BREN mengestimasikan capex sebesar US$ 346 juta untuk mencapai target tersebut.

Penambahan kapasitas akan dilakukan melalui ekspansi pembangkit baru serta peningkatan kapasitas pada unit eksisting. Dengan rincian sebagai berikut:

Ekspansi/Pembangunan Pembangkit Baru:

1. Wayang Windu Unit 3, kapasitas 30 MW dengan estimasi capex US$ 106 juta

2. Salak Unit 7, kapasitas 40 MW dengan estimasi capex US$ 133 juta.

Peningkatan kapasitas pada unit eksisting:

1. Darajat Unit 2 Uprating, dengan penambahan kapasitas 2 MW, tanpa memerlukan capex.

2. Wayang Windu Unit 1 & 2 Retrofit, dengan penambahan kapasitas 18,4 MW. Perkiraan capex US$ 57 juta

3, Salak Unit 4, 5, dan 6 Retrofit, dengan penambahan kapasitas 7,2 MW. Perkiraan capex US$ 23 juta

4. Darajat Unit 3 Retrofit, dengan penambahan kapasitas 7 MW. Perkiraan capex US$ 27 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×