Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga semakin besar setelah Mei lalu mengerek suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) sebanyak dua kali sebesar 50 basis poin (50bps) menjadi 4,75%.
Tidak berhenti disitu, BI7DRRR diproyeksi akan terus melaju di level 5%. Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, pihaknya memproyeksikan bunga acuan akan terus naik hingga rentang 5,25% hingga 5,50% di akhir tahun 2018.
Kondisi ini akan mempengaruhi beberapa emiten di sektor tertentu. Pasalnya, kenaikan suku bunga akan berdampak kepada produk domestik bruto (PDB) dan akan tumbuh melambat. "Target pemerintah untuk tumbuh 5,4% akan semakin berat dengan kondisi ini," ujar Edwin kepada Kontan.co.id, Senin (25/6).
Jika PDB melambat dan suku bunga terus naik agresif, maka akan berdampak kepada emiten, khususnya di sektor perbankan karena akan meningkatkan risiko kredit mereka serta terus menggerus margin.
Edwin menambahkan, apabila sektor perbankan terkena imbas, maka sektor properti, semen dan konstruksi pun ikut terdampak. Di kondisi ini, utang properti akan naik sehingga semakin berat, sektor semen ikut imbasnya karena 70% penjualan semen ada pada properti. Ditambah lagi, sektor konstruksi pun akan turut kesulitan. Semua itu berpengaruh kepada emiten dalam menghasilkan laba.
"Perbankan, properti, semen dan konstruksi itu perlu dihindari saat bunga acuan naik secara agresif seperti ini," ujar Edwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News