Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hillcon Tbk (HILL) mematok harga penawaran sebesar Rp 1.250 per saham. Dalam masa penawaran awal (bookbuilding), HILL mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed 1,3 kali.
Direktur Investasi Hillcon, Jaya Angdika, mengatakan jadwal penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) HILL masih sesuai jadwal. Tanggal pencatatan saham (listing) HILL akan berlangsung pada 23 Februari 2023, sambil menunggu restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kami masih menunggu efektif date dari OJK. Sampai saat ini masih on schedule tanggal 23 Februari 2023. Harga penawaran kami Rp 1.250," kata Jaya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (15/2).
Sebagai informasi, harga penawaran HILL Rp 1.250 per saham merupakan batas bawah dari rentang harga saat bookbuilding 12 Januari - 3 Februari 2023. Pada masa itu, HILL memasang harga Rp 1.250 - Rp 2.000.
Baca Juga: Hillcon (HILL) Targetkan Pendapatan Tumbuh hingga Dua Kali Lipat Pada Tahun Ini
Dengan mematok harga penawaran Rp 1.250 per saham, HILL akan mendapatkan dana segar dari IPO sekitar Rp 552,87 miliar. Adapun, perusahaan yang bergerak di bidang holding serta jasa pertambangan dan konstruksi ini melepas sebanyak 442,3 juta saham atau 15% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
Merujuk prospektus, perkiraan masa penawaran umum berlangsung pada 17 Februari - 21 Februari 2023. Masa penjatahan dijadwalkan pada 21 Februari 2023, distribusi saham pada 22 Februari 2023, dan pencatatan saham dijadwalkan pada 23 Februari 2023.
Dalam IPO ini PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Kemudian PT Macquarie Sekuritas Indonesia ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, bookbuilding HILL mengalami oversubscribed 1,3 kali, dengan dominasi permintaan dari investor jangka panjang. Investor domestik mewakili 70%, sementara investor dari institusi asing mewakili 20% dari total permintaan.
Rencananya, sekitar 55% dari keseluruhan dana hasil IPO HILL akan digunakan untuk modal kerja anak usaha PT Hillconjaya Sakti (HS) untuk biaya produksi penambangan, termasuk biaya bahan bakar, overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat.
Sedangkan, 45% lainnya akan digunakan untuk belanja modal atau capex untuk pembelian alat-alat berat seperti main fleet dan supporting fleet yang akan mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel.
Baca Juga: BEI Targetkan Ada 70 Perusahaan IPO pada Tahun Ini
CEO Hillcon Hersan Qiu menyebut bisnis nikel di Indonesia cukup efisien, sehingga punya prospek positif ke depannya. Terutama dengan utilisasinya sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik, prospek bisnis komoditas ini akan cerah.
"Kebijakan pemerintah Indonesia untuk hilirisasi produk nikel di mana supply chain industri nikel semuanya di lokasi yang sama membuat biaya produksi hasil turunan nikel menjadi efisien dan industri nikel tetap bisa produksi walaupun tren harga nikel turun," ungkapnya.
Hersan menyampaikan, jangkauan geografis Hillcon memungkinkan Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya di lokasi yang beragam, dan memberi Hillcon keunggulan kompetitif dalam memenangkan proyek di seluruh negeri.
Saat ini Hillcon beroperasi di sejumlah lokasi, yaitu di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara. Hal ini memungkinkan Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di beragam lokasi di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News