kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Hasto berinvestasi untuk masa tua


Sabtu, 13 Oktober 2012 / 06:15 WIB
ILUSTRASI. Kandungan nutrisi dan manfaat sari kedelai untuk kesehatan tubuh


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Apa makna investasi bagi Anda? Untuk Hasto Kristijono, Presiden Direktur PT Sumberdaya Sewatama, kata itu berarti mempertahankan harta yang ada saat ini, untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang.

Dengan definisi semacam itu, Hasto pun mengartikan tujuan investasinya sebagai pemenuhan kebutuhan anak-anaknya, kelak. Tujuan lain investasi Hasto adalah mempersiapkan kehidupan di masa pensiun.

Hasto menyadari pentingnya berinvestasi karena menjalani masa kecil yang pas-pasan. Hasto berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di Purwodadi, Jawa Tengah.

Pria yang pernah menduduki jabatan Senior Manager, Mining Support Development Komatsu Asia dan Pacific Pte.Ltd itu, mengaku berinvestasi begitu memiliki penghasilan sendiri. Setelah merampungkan kuliah 1993, Hasto bekerja di PT Freeport Indonesia. Saat itu, dia mulai menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berinvestasi.

Kala itu, alumni Harvard Business School Executive Education, Boston, Amerika Serikat (AS) itu, memilih tabungan dan deposito. Hasto menempatkan dana di tabungan dan deposito untuk kebutuhan harian. Ia merasa, kedua instrumen perbankan dapat memproteksi hasil investasi dari instrumen lain.

Selain menempatkan dana di bank, Hasto juga mempunyai reksadana saham dan saham untuk melipatgandakan dana. Kini, investasi miliknya lebih berimbang.

"Saya merupakan invetor moderat, karena saya menempatkan sebagian dana di low risk. Untuk produk yang high risk lebih sedikit. Jadi, condong antara moderat-high," ujar Hasto.

Investasi saham

Hasto memilih berinvestasi saham dalam jangka panjang. Dia mengaku tidak pernah menarik dananya di saham kurang dari tiga tahun. Dia berharap dengan cara itu, ia dapat terhindar dari kerugian karena ketidakstabilan pasar.

Pada tahun 2008, saat pasar crash aset Hasto turun hingga 30%. "Namun, karena mempunyai longterm view, maka beberapa portofolio yang saya pegang sudah memberikan return hingga 400%," ujar dia.

Pria berusia 45 tahun itu, memilih saham dari emiten yang bergerak di industri yang ia pahami. Selain itu, ia harus mengenali manajemen perusahaan pilihannya. "Karena itu, saya tidak memiliki saham yang harganya bergerak naik-turun liar," ujar dia.

Saat ini, Hasto mempunyai saham di sektor infrastruktur dan perbankan. Mantan Assisten General Operations Manager PT Trakindo Utama itu, juga memiliki sedikit saham PT ABM Investama Tbk (ABMM), yang merupakan induk perusahaan PT Sumberdaya Sewatama.

Selain saham, Hasto juga memiliki investasi properti. Properti yang menjadi pilihan pria kelahiran 25 Desember 1967 itu, adalah tanah, rumah dan ruko. Namun, investasi Hasto di properti lebih kecil daripada investasi di tempat lain.

Selain berinvestasi, Hasto menanamkan investasi di sektor riil. Mantan Direktur Southeast Asia Growth GE Oil dan Gas, itu memiliki hobi inkubasi bisnis. Dia menanamkan investasi di pengusaha skala kecil yang membutuhkan bantuan modal. "Kalau istilah kerennya angel investor. Nominalnya sih tidak terlalu besar," cerita dia.

Beberapa pengusaha yang dibantu dari lingkungan terdekat, seperti teman ataupun saudara. Namun, Hasto mengaku tidak mengharapkan imbal hasil. "Saya sudah siap saja untuk hilang," ujar dia.

Hasto mengaku akan mempertahankan komposisi investasi seperti sekarang dalam lima tahun ke depan. Namun, dalam jangka waktu 10 tahun, dia berencana mengubah investasinya menjadi lebih konservatif. "Investasi sesuai usia," ujar dia. Semakin tua, Hasto menilai, pilihan investasinya semakin konservatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×