CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.902   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.161   -53,29   -0,74%
  • KOMPAS100 1.093   -9,23   -0,84%
  • LQ45 870   -5,50   -0,63%
  • ISSI 216   -1,84   -0,84%
  • IDX30 446   -2,21   -0,49%
  • IDXHIDIV20 539   -0,29   -0,05%
  • IDX80 125   -1,02   -0,81%
  • IDXV30 136   0,09   0,06%
  • IDXQ30 149   -0,46   -0,31%

Harga tembaga masih berpeluang menguat tipis


Selasa, 01 Mei 2018 / 17:37 WIB
Harga tembaga masih berpeluang menguat tipis
ILUSTRASI. Tembaga


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah merosot di akhir pekan lalu, tembaga mengawali bulan Mei dengan lebih bertenaga. Dari segi fundamental, tingkat produksi dan permintaan tembaga terbilang stabil. Namun, harga tembaga masih akan dipengaruhi posisi mata uang dollar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Senin (30/4), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup pada level US$ 6.807 per metrik ton atau naik 0,15% dari harga Jumat (27/4). Akhir pekan lalu, harga tembaga susut 2,4% menyentuh level US$ 6.797 per metrik ton.

Analis PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menjelaskan, harga tembaga memang sempat jatuh di akhir pekan lalu akibat kabar adanya kesepakatan positif terkait negosiasi antara Escondida, tambang tembaga terbesar di dunia, dengan para pekerjanya. "Namun, ternyata belum ada kesepakatan sampai sekarang sehingga ada potensi produksi tembaga masih terganggu dan harga bisa kembali menguat," ujar Andri, Senin (30/4).

Faktor produksi dalam negeri, tambah Andri, juga masih akan membuat kondisi defisit berlanjut. Sepanjang kuartal pertama 2018, produksi tembaga Freeport McMoran, induk usaha PT Freeport Indonesia, belum naik signifikan. Produksi tembaga Freeport tercatat naik dari 851 juta pon menjadi 952 juta pon.

Meski begitu, Andri menyebut, pergerakan harga tembaga masih sangat didominasi faktor mata uang dollar AS di kuartal kedua ini. Perhatian para pelaku pasar masih tertuju pada dollar AS dan obligasinya untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga.

"Kondisi harga tembaga berbeda dengan minyak yang fundamentalnya lebih kuat sehingga sangat bergantung dengan kondisi dollar," kata Andri.

Selain itu, data purchasing managers index (PMI) sektor manufaktur China juga dirilis lebih rendah dari sebelumnya. PMI Manufaktur China bulan April berada di level 51,4 atau turun dari level 51,5 di bulan Maret.

Menurut Andri, sementara pelaku pasar komoditas masih menanti rilis data Caixin Manufacturing PMI dari China. Jika hasilnya positif, harga tembaga berpeluang menguat tipis.

Andri memproyeksi, Selasa (1/5), harga tembaga akan bergerak dalam rentang US$ 6.810 - US$ 6.830 per metrik ton. Sementara, besok, Rabu (2/5) harga tembaga diprediksi berada di kisaran US$ 6.800 - US$ 6.880 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×