Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada perdagangan Jumat (28/7) ada potensi turun. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menduga, potensi penurunan didorong aksi ambil untung oleh investor.
Berdasarkan kondisi market global, dengan adanya kenaikan imbal hasil dari US Treasury ada kemungkinan berimbas ke pasar dalam negeri. Terlebih perdagangan di akhir pekan biasanya investor akan melakukan aksi ambil untung dulu.
Namun, secara teknikal, harga SUN sejatinya masih berpeluang naik, karena dalam sepekan kemarin harga membentuk tren kenaikan. Oleh karena itu, peluang koreksi masih ada, namun untuk beberapa seri masih dapat naik yang didukung oleh faktor teknikal.
Di lain sisi, Made melihat, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui Anggapan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 dengan defisit 2,92% dari sebelumnya 2,41%. Kenaikan defisit berpotensi mendorong jumlah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dari Rp 399,99 triliun menjadi Rp 467,3 triliun. "Namun, tergantung pada kemampuan serapan anggaran belanja APBN-2017," kata Made.
Sementara, Kementrian Keuangan mengantisipasi peningkatan jumlah penerbitan SBN dengan menerbitkan global bond, sehingga penambahan penerbitan SBN di dalam negeri dapat dikurangi.
Dengan kondisi pasar hari ini, Made merekomendasikan investor untuk mencermati arah pergerakan harga SUN dengan melakukan strategi trading. "Manfaatkan momentum fluktuasi harga SUN di pasar sekunder," kata Made.
Seri SUN yang direkomendasikan masih pada seri tenor pendek dan menengah seperti seri FR0069, FR0031, FR0034, FR0053, ORI013, FR0067, dan FR0062.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News