Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Selasa (21/3) tercatat mengalami kenaikan. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price naik sebesar 0,50% ke level 114,27 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra berpendapat bahwa derasnya aliran modal asing yang masuk pada pasar SUN menjadi katalis positif bagi pergerakan harga SUN pada perdagangan kemarin.
"Pergerakan harga SUN pada perdagangan kemarin masih melanjutkan tren kenaikan kembali mendorong penurunan imbal hasil SUN yang terjadi lebih dari sepekan terakhir," jelasnya.
Imbal hasil SUN mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek.
Sementara, imbal hasil SUN dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan yang berkisar antara 5 - 25 bps.
Adapun imbal hasil SUN dengan tenor menangah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 20 - 30 bps dan imbal hasil SUN dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang megalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga berkisar antara 10 hingga 60 bps.
Penurunan imbal hasil SUN pada perdagangan kemarin masih didukung oleh berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing yang menempatkan dananya pada Surat Berharga Negara.
Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per 20 Maret 2017, investor asing mencatatkan akumulasi pembelian bersih senilai Rp 4,52 triliun dibandingkan per 17 Maret senilai Rp 14,22 triliun. Sementara di sepanjang Maret 2017 total nilai kepemilikan investor asing sebesar Rp 706,11 triliun.
Jumlah tersebut setara dengan 38,12% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan sebesar Rp 1852,49 triliun.
"Dengan akumulasi tersebut maka di tahun 2017 investor asing telah mencatatkan pembelian bersih Surat Berharga Negara senilai Rp 40,3 triliun," katanya.
Selain aliran modal asing yang masuk di Surat Berharga Negara, penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga didukung oleh pergerakan imbal hasil surat utang regional yang juga mengalami penurunan.
Dengan adanya penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,884% (-5 bps) dan tenor 10 tahun ditutup pada level 7,092% (-1 bps). Adapun untuk tenor 15 tahun ditutup pada level 7,469% (-6 bps) dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,745% (-2 bps).
Adapun dari pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp 7,87 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp 18,12 triliun.
Kinerja yang baik dari pasar Surat Utang Negara menjadi katalis positif bagi lelang Sukuk Negara yang tercermin pada meningkatnya jumlah penawaran yang masuk dibandingkan dengan lelang sebelumnya.
Pada lelang 7 Maret 2017 lalu, total penawaran lelang Sukuk Negara yang masuk senilai Rp 12,34 triliun dengan jumlah yang dimenangkan senilai Rp 6,1 triliun.
Sementara itu dari perdagangan SUN dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung bervariasi dengan perubahan harga yang relatif terbatas sehingga turut berdampak terhadap bervariasinya arah perubahan imbal hasilnya di pasar sekunder.
Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 masing-masing ditutup dengan kenaikan imbal hasil yang terbatas, kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,597% dan 4,836%. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun yang juga kurang dari 1 bps di level 3,912%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News