kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga SUN kembali mengukir rekor baru


Selasa, 12 Oktober 2010 / 07:49 WIB
Harga SUN kembali mengukir rekor baru
ILUSTRASI. pengeboran emas aneka tambang; mineral; smelter


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga indeks surat utang negara (SUN) kembali menyentuh rekor. Kemarin (11/10) indeks harga SUN menyentuh level 110,06. Angka tersebut adalah angka tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Penguatan indeks SUN juga terjadi pada sebagian SUN acuan.

SUN seri FR0027 dengan tenor 5 tahun, FR0052 dengan tenor 20 tahun dan FR0050 dengan tenor 30 tahun pun ikut menyentuh level tertingginya sepanjang tahun. Kenaikan beberapa SUN seri benchmark ini ikut mendorong kenaikan indeks SUN. FR0027 misalnya sudah menyentuh level 111,75 dengan yield 6,537%.

Sedangkan FR0052 harganya mencapai 125 dengan yield 7,969%. Untuk tenor 30 tahun yaitu FR0050 sudah dititik puncak di level 121 di level 8,513%. Bandingkan dengan US Tresury dengan jangka waktu 30 tahun yang memberikan yield sebesar 3,75%. Artinya SUN jangka panjang Indonesia masih memberikan spread sekitar 4,76%.

Sampai sesi siang, sebenarnya ada satu lagi ada SUN seri FR0040 dengan tenor 15 tahun yang menyentuh level puncaknya. Tapi harganya kemudian menurun menjelang penutupan bursa.

Naiknya beberapa SUN seri benchmark tersebut menurut Imam MS, Analis Pasar Obligasi Dan Ekonom Trimegah Securities memang disebabkan faktor pilihan lahan investasi yang kian menciut. Akibatnya, para investor terutama investor asing masih masuk ke pasar SUN. "Selama perbaikan ekonomi negara maju masih belum terealisasi maka dana asing masih akan masuk ke Indonesia," jelasnya.

Likuiditas dari luar negeri yang masih cukup sepertinya masih belum surut. Karena itu, untuk mencari tempat untuk parkir maka Indonesia masih akan tetap menjadi pilihan. Apalagi jika dibandingkan spread keuntungan yang didapatkan di Indonesia masih cukup lumayan dibandingkan negara lain. "Harganya pasti akan mengikuti, tapi saya tidak bilang bisa sampai berapa level puncak tersebut," jelasnya.

Harga obligasi di Indonesia masih bisa naik kalau memang likuiditas bank global masih mempertahankan suku bunga rendah. Kecuali nanti ada perubahan suku bunga. Menurut Imam perubahan kondisi akan terjadi.

Karena itu, I Made Adi Saputra, analis obligasi NC Securities menyarankan kepada para investor agar berhati-hati. Dan jika memang target investasi sudah tercapai maka bisa dilakukan profit taking.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×