Reporter: Asih Kirana Wardani |
JAKARTA. Kepanikan rupanya telah menjalar ke seluruh sendi pasar modal. Tak cuma bursa saham yang mengalami kehancuran, harga-harga surat utang pun longsor. Padahal, biasanya instrumen pendapatan tetap seperti ini menjadi safe haven ketika pasar saham gonjang-ganjing.
Hampir semua Surat Utang Negara (SUN) acuan ditutup melemah pada penutupan perdagangan siang tadi, kecuali SUN seri FR0050. Bahkan, empat seri SUN acuan, yakni FR0049, FR0027, FR0046, dan FR0068, jatuh ke posisi terendahnya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga SUN FR0049 yang akan jatuh tempo 5 tahun ke depan terkoreksi ke posisi 80,611 atau turun dari posisi 82 pada hari sebelumnya. Adapun, SUN FR0027 yang jatuh tempo 7 tahun lagi turun dari posisi 79,370 ke posisi 78,287 dan FR0048 (10 tahun) terpangkas dari 77,950 menjadi 77,929. Bahkan, FR0046 (15 tahun) dan FR0047 (20 tahun) mengalami kejatuhan paling dalam. Masing-masing dari 75,187 menjadi 67,663 dan dari 77,687 menjadi 68,781. Hanya FR0050 (30 tahun) sedikit lebih baik dari level terendah sehari sebelumnya 68,379 ke angka 68,644.
Melihat data-data tersebut, indeks SUN versi Himpunan Pedagang SUN (Himdasun) naga-naganya akan melanjutkan koreksi dari posisi 80,680 (6/10).
Kondisi tersebut mencerminkan keengganan investor untuk masuk ke pasar. Tapi, di sisi lain, kondisi ini membuka peluang emas bagi institusi-institusi dengan likuiditas lebih. Mereka bisa mengambil untung dengan menampung obligasi pemerintah yang tengah jatuh harganya ini dan menikmati keuntungan di kemudian hari. Toh, ketika jatuh tempo, pemerintah akan membayar dengan harga par alias 100% dari harga nominal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News