kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga SUN diprediksi menguat


Jumat, 08 Januari 2016 / 14:46 WIB
Harga SUN diprediksi menguat


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Analis menduga, harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Jumat (8/1) berpeluang menggemuk. Pada Kamis (7/1), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terangkat 0,05% dibandingkan hari sebelumnya ke level 104,53.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memproyeksikan, pergerakan harga SUN di pasar sekunder pada perdagangan hari ini bakal cenderung bervariasi.

Memang harga obligasi pemerintah berpeluang naik akibat penurunan imbal hasil Surat Utang Amerika (US Treasury) bertenor 10 tahun dari posisi 2,18% menjadi 2,14%. Penyusutan imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam disebabkan oleh kenaikan permintaan terhadap instrumen yang lebih aman alias aset safe haven, semisal US Treasury.

“Namun demikian, koreksi besar yang terjadi pada pasar saham global akan turut mempengaruhi pergerakan harga SUN pada perdagangan hari ini sehingga akan membuka peluang terjadinya koreksi harga,” jelasnya.

Made berpendapat, pelaku pasar juga akan mencermati data cadangan devisa yang akan disampaikan Bank Indonesia (BI) pada Jumat (8/1).

Dalam beberapa bulan terakhir, cadangan devisa dalam negeri cenderung menyusut. Salah satunya karena digunakan oleh BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tren penguatan dollar AS.

Secara teknikal, Made menyebutkan harga SUN masih berada pada area konsolidasi. Sehingga Made menduga harga SUN dalam jangka pendek masih akan bergerak dalam rentang terbatas dengan kecenderungan mendatar alias sideways.

“Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder dengan melakukan strategi tarding jangka pendek di tengah kondisi pasar keuangan yang masih bergejolak,” paparnya.

Lalu Made juga menyarankan investor untuk menggeser portofolio dari SUN bertenor panjang ke SUN bertenor pendek karena selisih imbal hasil antara kedua jenis obligasi negara tersebut relatif minim. Padahal SUN bertenor pendek memiliki risiko yang lebih rendah ketimbang SUN bertenor panjang.

Made mengimbau investor untuk menjual seri FR0056 dan FR0072 dan mengalihkannya ke SUN bertenor lebih pendek dengan imbal hasil yang lebih besar.

“Seperti FR0031, FR0053 dan FR0061 untuk tenor pendek dan seri FR0058, FR0065 dan FR0068 untuk tenor panjang,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×