kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga SUN diprediksi menggemuk


Minggu, 17 Januari 2016 / 22:54 WIB
Harga SUN diprediksi menggemuk


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Analis optimistis harga Surat Utang Negara alias SUN bakal naik di waktu mendatang. Secara year to date hingga 15 Januari 2016, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price menanjak 1,38% ke level 106,19.

Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan memproyeksikan, harga SUN masih berpotensi menggemuk. Sebab, masih ada peluang bagi Bank Indonesia untuk memotong suku bunga acuan yang saat ini mencapai 7,25%.

Apalagi besaran yield SUN terbilang menarik bagi investor. Mengacu AsianBondsOnline per 15 Januari 2016, yield obligasi negara Indonesia bertenor 10 tahun sekitar 8,54%. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang yield obligasi negara Malaysia 4,19%, Filipina 4,41%, Thailand 2,51%, dan Vietnam 7,05%.

"Permintaan investor asing masih besar karena perbedaan yield Indonesia dan negara lainnya cukup lebar," ujarnya.

Potensi tambahan permintaan juga bakal bersumber dari industri perbankan. Sebab, laju pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam negeri lebih kencang ketimbang penyaluran kredit.

Analis PT Capita Asset Management Desmon Silitonga yakin, harga SUN masih berpeluang menanjak. Asal stabilisasi rupiah terjaga. Apalagi pemerintah juga menetapkan target inflasi tahun 2016 yang cukup rendah, 3% - 5%. "Bisa jadi katalis positif bagi pasar SUN," terangnya.

Namun, lanjut Desmon, masih ada tantangan yang menghadang pasar obligasi negara, terutama dari eksternal. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed berencana mengerek suku bunga acuan secara bertahap di waktu mendatang.

Tekanan juga berasal dari perlambatan ekonomi China yang bisa berefek negatif bagi dalam negeri. Sebab, Negeri Tirai Bambu kerap melonggarkan kebijakan moneter dengan mendevaluasi mata uangnya. Maklum, China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.

Desmon menilai, pada kuartal I 2016, yield SUN seri acuan bertenor 11 tahun FR0056 akan berkisar 8,2% -8,4%.

Senada, Ariawan menerawang yield SUN FR0056 bakal bergerak dalam rentang 8,3% -8,4% pada triwulan pertama 2016.

Pada Jumat (15/1), yield FR0056 tercatat di level 8,48%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×