Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Rabu (15/3) tercatat mengalami kenaikan. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price naik sebesar 0,29% ke level 112,86 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan bahwa perdagangan hari ini diperkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak bervariasi sebagai respon atas keputusan Bank Sentral Amerika untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya.
Hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang berakhir pada hari Rabu waktu setempat memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi kisaran 0,75% - 1,00% sebagaimana yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar.
Selain itu, Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika juga memberikan sinyal bahwa masih akan terjadi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika di mana rata - rata anggota dewan memperkirakan akan berada pada kisaran 1,25% hingga 1,50% di akhir tahun 2017.
"Dengan sinyal tersebut, maka setidaknya akan kembali terjadi dua kali kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika masing - masing sebesar 25 bps apabila data ekonomi Amerika, terutama data inflasi kembali menunjukkan peningkatan," katanya.
Pelaku pasar merespon positif keputusan Bank Sentral Amerika, di mana dengan keputusan yang diambil oleh The Fed menunjukkan optimisme adanya perbaikan ekonomi di Amerika.
Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,509% setelah sempat berada pada kisaran 2,585% berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.
Sementara imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup turun pada level 0,414% dan 1,208%.
"Kondisi tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi rupiah maupun dollar Amerika pada perdagangan hari ini, terlebih dengan adanya sinyal pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia," papar Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News