Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan bergerak bervariasi namun dengan kecenderungan terbatas pada perdagangan Senin (19/8). Hal ini disebabkan adanya lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang akan diselenggarakan besok, sehingga para pelaku pasar lebih menahan diri untuk bertransaksi di pasar sekunder.
Pergerakan harga SUN pada hari ini juga akan dipengaruhi oleh faktor eksternal. “Para pelaku pasar juga menanti rilis hasil notulen rapat FOMC yang akan disampaikan pada pekan ini,” ungkap Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra dalam riset harian yang diterima Kontan.co.id.
Baca Juga: Suku bunga diprediksi tetap, harga SUN diramal turun
Dengan kombinasi faktor tersebut, Made menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder. Strategi trading masih direkomendasikan di tengah kondisi pasar obligasi yang bergerak fluktuatif seiring adanya berbagai sentimen berskala global.
Sejumlah seri SUN bertenor pendek hingga panjang dapat menjadi pilihan bagi investor pada hari ini. Di antaranya adalah FR0053, FR0061, FR0063, FR0064, FR0078, dan FR0068.
Sebelumnya, harga SUN cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan Jumat (16/8) lalu akibat penguatan kurs rupiah di tengah optimisme para pelaku pasar terhadap penyampaian RAPBN 2020 oleh pemerintah.
Baca Juga: Pasar Obligasi Rentan Capital Outflow Jika BI Memangkas Suku Bunga premium
Harga rata-rata SUN tenor pendek atau 1—4 tahun naik sekitar 3—17 bps yang mengakibatkan penurunan imbal hasil rata-rata sebesar 8 bps. Harga rata-rata SUN tenor menengah atau 5—7 tahun naik sebesar 57 bps sehingga imbal hasil rata-ratanya turun sekitar 1—10 bps.
Sementara itu, harga rata-rata SUN tenor panjang atau di atas 7 tahun naik sebesar 70 bps yang mendorong penurunan imbal hasil rata-rata sebesar 10 bps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News