Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Tren kenaikan imbal hasil surat utang negara (SUN) pada perdagangan kemarin urut berimbas pada harga hari ini, Jumat (7/4).
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memperkirakan, harga SUN di pasar sekunder masih akan berpeluang untuk mengalami koreksi.
Hal tersebut juga seiring dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan serta rencana lelang SUN yang akan dilaksanakan pekan depan.
"Imbal hasil surat utang global terlihat mengalami kenaikan setelah Bank Sentral Amerika berencana untuk memperbaiki neraca keuangan mereka yang dikhawatirkan akan berdampak terhadap pasar keuangan global apabila tidak dikomunikasikan dengan baik kepada pelaku pasar," kata Made.
Adapun, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas di level 2,34% setelah sempat berada pada level 2,35% dan untuk tenor 30 tahun ditutup pada level 2,99%.
Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) ditutup pada level 0,25% dan surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup naik terbatas di level 1,10%.
"Kondisi tersebut kami perkirakan masih akan berdampak terhadap pergerakan harga SUN dengan denominasi mata uang dollar Amerika," cetusnya.
Menjelang lelang, harga SUN akan cenderung mengalami koreksi terlebih terhadap seri - seri yang akan dilelang, yaitu FR0061, FR0059 dan FR0074.
Selain itu, investor akan mencermati data cadangan devisa periode Maret 2017 yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia.
Made memperkirakan data necara perdagangan Maret lalu akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi Februari.
Hal itu didukung oleh hasil dari penerbitan Sukuk Global oleh pemerintah serta aliran modal asing yan masuk di pasar keuangan dalam negeri setidaknya akan membatasi penurunan harga SUN pada perdagangan hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News