Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Palma Serasih Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (25/11). Pada perdagangan perdana, harga saham emiten berkode saham PSGO ini sempat melonjak 69,52% ke Rp 178 per saham dari harga initial public offering (IPO) Rp 105 per saham. Dengan begitu, saham PSGO langsung terkena auto reject atas.
Perusahaan ini menawarkan sebanyak 2,85 miliar saham atau setara 15,12% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Lewat penawaran saham perdana, emiten ke-48 yang IPO pada 2019 ini meraup dana segar Rp 299,25 miliar.
Direktur PSGO Astrida Novieta mengatakan, Palma Serasih akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk peningkatan setoran modal di entitas anak dalam rangka ekspansi usaha. "Sebesar 43,66% akan digunakan untuk capex tanaman, modal kerja 29,76%, tambahan dana pembangunan pabrik kelapa sawit 14,15%, dan capex non-tanaman 12,44%," kata dia di BEI, Jakarta, Senin (25/11).
Baca Juga: Simak pandangan analis soal prospek saham KEJU dan PSGO yang akan IPO pekan depan
Pada tahun 2020, Palma Serasih akan menyelesaikan pabrik kelapa sawitnya yang kedua. Pasalnya, pabrik kelapa sawit pertama yang kapasitas produksinya mencapai 100.000 ton tandan buah segar per tahun sudah hampir penuh.
Dari sisi kinerja keuangan, tahun ini, Palma Serasih memproyeksi masih akan membukukan rugi. Akan tetapi, dalam satu hingga dua tahun ke depan, PSGO yakin dapat membukukan laba seiring dengan meningkatnya kembali harga CPO.
Sebagai informasi, perusahaan ini berdiri sejak 2008 dengan izin lokasi pertama seluas 3.600 hektare. Kemudian, penanaman perdana inti dan plasma dilakukan pada 2009 dengan luas 1.400 hektare.
Baca Juga: KEJU dan PSGO melantai awal pekan depan, simak potensi pergerakannya
Saat ini, PSGO mengoperasikan lima entitas anak dengan luas lahan yang dimiliki sebesar kurang lebih lebih 80.900 hektare dan area tanaman 31.000 hektare.
Hingga Mei 2019, perusahaan membukukan pendapatan Rp 295,84 miliar, naik 7,1% secara year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 276,21 miliar. Sementara itu, perusahaan masih mencatatkan rugi sebesar Rp 51,62 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp 42,12 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News