kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga saham INDF turun terus, apakah sekarang sudah waktunya untuk dibeli?


Selasa, 21 September 2021 / 08:30 WIB
Harga saham INDF turun terus, apakah sekarang sudah waktunya untuk dibeli?


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham INDF dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk dalam tren melemah pada September 2021. Namun, Indofood diprediksi memiliki prospek kinerja yang bagus. Apakah sudah saatnya membeli saham INDF? 

Harga saham INDF pada perdagangan Senin 20 September 2021 ditutup 50 poin atau ke level 6.150. Sejak awal tahun 2021, harga saham INDF berkurang 675 poin atau 9,89%.

Padahal, sejauh ini kinerja Indofood cukup baik. Sepanjang semester I-2021, INDF berhasil catatkan pertumbuhan laba bersih 20,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,43 triliun. Sementara itu, pendapatan INDF juga tumbuh 20,1% yoy menjadi Rp 47,29 triliun.

Tren pertumbuhan penjualan mie instan dan kenaikan harga crude palm oil (CPO) menyokong pertumbuhan kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Analis pun prediksi pertumbuhan kinerja Indofood akan berlanjut hingga akhir tahun 2021.

Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Wilson Setjoadi mengatakan, bisnis yang berkontribusi besar menyokong pertumbuhan kinerja INDF adalah konsolidasi PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) setelah mengakuisisi Pinehill. Penjualan mi instan juga tidak menurun di tengah ekonomi yang tertekan karena pandemi Covid-19.

Pertumbuhan kinerja INDF juga disokong oleh bisnis agribisnis. Michael mencatat margin EBITDA dari bisnis agribisnis tetap tumbuh meski volume penjualan menurun tetapi masih di sokong dari tren kenaikan harga CPO.

Senin (20/9), harga CPO kontrak Desember 2021 di Malaysia Derivatives Exchange naik 46% secara year to date (ytd).

Baca Juga: Indofood Sukses Makmur berkinerja apik pada semester I, begini rekomendasi saham INDF

Sementara, tren kenaikan harga komoditas juga mengangkat harga gandum yang menjadi bahan baku Bogasari. Putu Chantika Putri D. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia mencatat, segmen Bogasari bukukan kinerja negatif secara tahunan di tengah rata-rata harga jual yang naik. Meski begitu, margin EBIT tetap tumbuh 190 basis poin menjadi 5,6%.

"Kami memperkirakan bisnis tepung masih akan menghadapi persaingan yang ketat," tulis Putu dalam riset.

Sementara itu, secara keseluruhan COGS INDF naik 10,7% yoy ke Rp 15,3 triliun karena tingginya harga bahan baku dan biaya pengemasan.

Namun, Michael menilai, keunggulan kinerja penjualan mi instan dan kenaikan harga CPO sudah cukup untuk mendukung pertumbuhan kinerja INDF ke depan.

Baik Michael dan Putu juga optimistis, kinerja INDF di sepanjang tahun ini akan lanjut menguat. Sentimen positif yang mendukung masih sama berasal dari pertumbuhan penjualan mi instan dan segmen agribisnis.

Putu tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk saham INDF dengan target harga di Rp 8.000. Putu memproyeksikan pertumbuhan pendapatan INDF di akhir tahun ini sebesar 12,8% ke Rp 92,15 triliun. Sementara, laba bersih diproyeksikan tumbuh 7,6% menjadi Rp 6,92 triliun.

Kompak, Michael rekomendasi beli saham INDF dan memasang target harga di Rp 8.700 per saham.

Itulah prediksi dan rekomendasi saham INDF. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham INDF di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

 

Selanjutnya: Waspada, prediksi IHSG hari Selasa (21/9) merah lagi, untuk trading pilih 3 saham ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×