Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selasa (3/3) saham BBRI (Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk) ditutup menghijau. Saat bursa menutup hari perdagangan, saham BBRI persis di harga penutupan Rp 4.100 per saham.
Dibandingkan dengan penutupan Senin (2/3), harga saham BBRI naik 3,02% dari Rp 3.980.
Saham BBRI dibuka di atas harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 4.050 per saham.
Mencatatkan harga tertinggi Rp 4.180 dan harga terendah Rp 4.000, saham BBRI ditutup Rp 120 per saham dalam sehari.
Baca Juga: Asing net sell, IHSG berhasil melonjak 2,94% ke 5.518 pada akhir perdagangan hari ini
Pada saat penutupan, harga bid Rp 4.100 per saham. Di lain sisi, harga offer terendah di Rp 4.120 per saham.
Kalau dihitung sejak 7 hari yang lalu (25 Februari 2020), harga saham BBRI hari ini masih minus 8,89 % dibanding harga saat itu (Rp 4.500).
Begitu pula, jika kita hitung sejak 30 hari yang lalu (3 Februari 2020), harga saham emiten ini turun 8,07%, dari semula (Rp 4.460).
Adapun sejak setahun lalu (3 Maret 2019) harga saham BBRI masih 6,49% lebih tinggi dari harga saat itu (Rp 3.850).
Baca Juga: Saham blue chips kembali jadi penggerak IHSG
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBRI mencapai Rp 814,60 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 1.984.134 lot.
Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 279, maka price to earning ratio (PER) saham ini 14,70 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 2,45 kali.
Pada akhir sesi perdagangan, Selasa (3/3) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik lumayan tinggi.
Ketika Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup hari perdagangan, IHSG berada di angka indeks 5.518,63.
Itu berarti dalam tempo 7 jam perdagangan, indeks utama di bursa saham Indonesia ini naik sebesar 2,94%.
Kenaikan IHSG itu ternyata sejalan dengan situasi indeks sektoral. Dari 10 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia, seluruhnya positif. Berikut angkanya:
- Sektor Infrastruktur (4,23%),
- Sektor Barang Konsumsi (3,90%),
- Sektor Manufaktur (3,35%),
- Sektor Aneka Industri (2,84%),
- Sektor Keuangan (2,79%),
- Sektor Pertanian (2,75%),
- Sektor Industri Dasar (2,69%),
- Sektor Tambang (2,67%),
- Sektor Konstruksi (2,02%)
- Sektor Perdagangan (1,50%).
Tampak bahwa kenaikan paling tinggi terjadai pada indeks sektor Infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News