kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Saham BBCA Di Zona Merah Sebulan Terakhir, Investor Harus Beli atau Jual?


Selasa, 19 April 2022 / 07:52 WIB
Harga Saham BBCA Di Zona Merah Sebulan Terakhir, Investor Harus Beli atau Jual?
ILUSTRASI. Harga Saham BBCA Di Zona Merah Sebulan Terakhir, Investor Harus Beli atau Jual?


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham BBCA dari PT Bank Central Asia Tbk sedang tidak bagus dalam sebulan terakhir. Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkali-kali mencetak rekor tertinggi, harga saham BBCA malah dalam tren menurun.

Harga saham BBCA pada perdagangan Senin 18 April 2022 ditutup di level 7.700, stagnan atau tidak bergerak dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya. Harga saham BBCA selama sebulan terakhir tercatat turun 200 poin atau 2,53%.

Padahal, IHSG sedang tren naik. IHSG pada perdagangan Senin 18 April 2022 ditutup di level 7.275,29 naik 39,76 poin atau 0,55%. Ini merupakan rekor tertinggi IHSG sepanjang masa pada penutupan perdagangan. Dalam sebulan terakhir, IHSG naik 320,11 poin atau 4,60%.

Maybank Sekuritas Indonesia memberi rating jual untuk saham BBCA dengan target harga Rp 6.400 per saham. Saham BBCA dinilai punya prospek yang kurang menarik pada tahun ini.

Baca Juga: TPIA Akan Bayar Dividen Tunai US$ 11 Juta, Kapan Jadwal Pembayarannya?

Kondisi fundamental yang mulai kendor hingga valuasi sahamnya yang disebut terlalu tinggi jadi dua faktor yang membuat BBCA dianggap kurang menarik.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Rahmi Marina memperkirakan pada kuartal pertama 2022 ini, BBCA akan bisa mendapatkan laba hingga Rp 9 triliun atau tumbuh 28% secara year on year. Menurutnya, perolehan tersebut lebih didorong oleh faktor penurunan secara tahunan pada credit cost-nya.

Rahmi juga mengekspektasikan outstanding loans milik BBCA tidak akan banyak berubah secara tahunan pada kuartal pertama 2022. Hal ini lantaran periode awal tahun secara musiman memang memiliki permintaan kredit yang cenderung rendah. 

Ditambah lagi, dia melihat masih lemahnya permintaan KPR untuk properti mewah yang menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan pinjaman konsumen BBCA. 

“Kami masih memperkirakan akan ada pertumbuhan 8% secara yoy untuk portofolio pinjaman BBCA pada kuartal pertama 2022, namun ini utamanya lebih didorong oleh ekspansi pada kuartal IV-2021 yang kebanyakan adalah pinjaman korporasi,” ungkap Rahmi dalam risetnya pada 8 April. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×