Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Pemerintah berencana membuat aturan khusus terkait harga batu bara dalam negeri atau dikenal dengan domestic market obligation (DMO). Sentimen ini direspon negatif oleh pelaku pasar pada perdagangan Rabu (13/9).
Beberapa harga saham emiten batubara merosot pada perdagangan Rabu (13/9). Penurunan harga bisa menjadi pintu masuk sektor tambang batubara.
Analis Maybank Sekuritas Isnaputra Iskandar dalam risetnya Rabu (13/9), menyebut PTBA sebagai emiten dengan penurunan harga saham paling besar, pasca munculnya rencana pemerintah untuk menentukan harga khusus batu bara dalam negeri. Tak heran, hal ini mengingat PTBA memang lebih fokus menyasar pasar domestik, dengan exposure to domestic 60% dari total volume.
HRUM memiliki exposure to domestic 0%, dan ITMG dengan exposure to domestic 10%-15%. Dalam kondisi ini, Isnaputra menilai, ITMG masih layak diperhatikan dengan target harga Rp 25.000.
Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman menyebut ADRO dan ITMG masih layak dikoleksi untuk investasi ke depan. Kedua emiten ini memiliki pembangkit listrik sendiri sebagai diversifikasi.
Analis OSO Sekuritas, Riska Afriani merekomendasikan buy on weakness untuk saham-saham sektor pertambangan batu bara. Adapun beberapa saham yang menurutnya masih bisa dikoleksi adalah ADRO dengan rentang harga Rp 1.500-Rp 1.700, ITMG dengan kisaran harga Rp 17.500-Rp 18.000, PTRO tunggu masuk di level Rp 1.050.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News