Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto
Dari sisi bottom line, emiten tambang logam ini membukukan laba bersih senilai Rp 1,47 triliun di sepanjang tiga bulan pertama 2022. Asal tahu saja, realisasi tersebut melesat 132% dari laba bersih yang ditorehkan pada periode yang sama tahun lalu, yang hanya Rp 630,38 miliar.
Realisasi laba bersih ini berada di atas perkiraan Mirae Asset dan konsensus, masing-masing sebesar 50,8% dan 39,5%. Menurut Juan, tumbuhnya laba bersih ANTM terutama didorong oleh peningkatan bagian pendapatan entitas asosiasi sebesar 82% yoy menjadi Rp 233 miliar dan dibarengi menurunnya biaya keuangan sebesar 83,0%.
Ke depan, ANTM diyakini memiliki prospek yang cerah. Mirae Asset Sekuritas merevisi estimasi pendapatan ANTM untuk tahun ini dan tahun depan masing-masing sebesar 5,5% dan 6,5% menjadi Rp 41,3 triliun dan Rp 42,3 triliun.
Penyesuaian ini dilakukan dengan menimbang dua faktor. Pertama, adanya peningkatan asumsi rata-rata harga nikel global menjadi US$ 28.000 per ton untuk tahun 2022 dan 2023.
Kedua, adanya peningkatan perkiraan porsi pendapatan asosiasi, seiring proyek Weda Bay Nikel (WBN) yang dinilai memiliki prospek menjanjikan di masa depan.
“Kami meningkatkan estimasi laba bersih ANTM untuk tahun 2022-2023, masing-masing sebesar 79,5% dan 59,8%,” tulis Juan dalam riset, Selasa (24/5). Dus, laba bersih ANTM tahun ini diperkirakan menyentuh angka Rp 5,18 triliun dan akan naik menjadi Rp 5,43 triliun di tahun 2023.
Itulah rekomendasi saham ANTM untuk perdagangan hari ini, Selasa 31 Mei 2022. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham ANTM di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News