Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham ADRO dari PT Adaro Energy Tbk masih dalam tren menguat selama perdagangan sepekan lalu periode Senin-Jumat 21-25 Maret 2022. Untuk trading hari ini, Senin 28 Maret 2022, apakah saham ADRO masih tepat untuk dibeli atau malah dijual?
Pada perdagangan Jumat 25 Maret 2022, harga saham ADRO ditutup dilevel 2.820, terkoreksi 60 poin atau turun 2,08% dari sehari sebelumnya. Namun dalam lima hari perdagangan periode Senin-Jumat 21-25 Maret 2022, harga saham ADRO naik 70 poin atau 2,55%.
Kenaikan harga saham ADRO pekan lalu masih karena dorongan sentimen banderol batubara. Harga si batu hitam ini bahkan sempat menyentuh level US$ 440 per ton, atau yang tertinggi sepanjang sejarah.
Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu dalam risetnya pada 22 Maret menuliskan, tensi geopolitik Rusia-Ukraina hingga saat ini masih menjadi faktor penggerak harga batubara global. Ia memproyeksikan, harga batubara pada kuartal I-2022 masih akan tinggi seiring suplai batubara global yang masih terganggu oleh konflik tersebut.
Namun, memasuki kuartal II-2022, menurutnya harga batubara akan mulai kembali normal. Hal ini dengan asumsi bahwa redanya tensi geopolitik, peningkatan suplai dari Indonesia seiring memasuki musim panas, serta naiknya pasokan batubara dari China dan India.
“Kedua negara tersebut akan menaikkan produksi untuk mengatasi supply crunch dan menjaga stabilitas harga. Kami sendiri memproyeksikan harga batubara global pada tahun ini sebesar US$ 180 per ton,” kata Dessy dalam risetnya.
Tingginya harga batubara memang punya kaitan erat dengan catatan kinerja ADRO. Pada tahun 2021, emiten batubara ini berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 3,9 miliar atau naik 57,5% secara yoy.
Dessy menyebut, kenaikan topline ADRO salah satunya didukung oleh pertumbuhan Average Selling Price (ASP) yang secara full-year 2021 tumbuh +70.3% yoy ke level US$ 74 per ton.
Namun, dari sisi produksi, Dessy memproyeksikan ADRO hanya akan membukukan pertumbuhan yang moderat, yakni di kisaran 58-59 juta ton. Sebagai informasi, sepanjang 2021, ADRO mencatatkan penurunan volume produksi sebesar 3,4% yoy menjadi hanya 52,7 juta ton.
Pada tahun ini, ia memproyeksikan ADRO akan mencetak pendapatan sebesar US$ 5,22 miliar atau naik 30,83% dari tahun lalu. Sementara untuk laba bersihnya, diproyeksikan tumbuh 38,71% menjadi US$ 1,29 miliar.
“Kami masih merekomendasikan beli saham ADRO dengan target harga Rp 3.200 per saham,” tutup Dessy.
Itulah rekomendasi saham ADRO untuk trading hari ini, Senin 28 Maret 2022. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham ADRO di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News